Bisnis.com, JAKARTA - Tuan tanah terbesar di Hong Kong, Hongkong Land Holdings Ltd. masih optimis di tengah kekhawatiran tentang tindakan keras politik dan kondisi pandemi yang memburuk.
Direktur Eksekutif Hongkong Land Holdings Ltd. Raymond Chow dalam wawancara dengan Bloomberg TV mengatakan permintaan leasing properti berupa perkantoran di jantung distrik bisnis - yang dikenal sebagai daerah Central - masih kuat. Selain itu, bisnis tidak terpengaruh oleh Undang-undang Keamanan Nasional atau pengetatan aturan karantina.
"Pada kenyataannya kami tidak melihat permintaan sewa menurun. Apa yang kami lihat banyak perusahaan saat ini sedang tumbuh dan kembali pada kualitas," kata Chow dilansir Bloomberg pada Senin (6/9/2021).
Namun, optimisme Hongkong Land kontras dengang kinerja industri persewaan di Central. Tingkat kekosongan naik 9,6 persen pada Juli dari tahun sebelumnya sebesar 5,7 persen, berdasarkan data JLL. Sementara harga sewa perkantoran turun 3,3 persen dalam 7 bulan pertama.
Selain itu, sejumlah bank asing juga melakukan perampingan setelah kebijakan bekerja secara hybrid dan efisiensi biaya. Kebijakan karantina juga telah mengancam status Hong Kong sebagai hub bisnis global.
Perlu diketahui, properti yang dikelola oleh Hongkong Land menjadi yang paling prestisius dengan tenant seperti JPMorgan Chase & Co., KPMG dan Hong Kong Exchanges & Clearing Ltd.
Baca Juga
Agar tetap bersaing di tengah pasar yang melambat, perusahaan yang berumur lebih dari seabad ini terus melakukan pengembangan dengan menciptakan layanan baru. Mereka baru-baru ini meluncurkan working space yang lebih fleksibel.
Ke depannya, mereka akan menawarkan fasilitas kesehatan dan kebugaran kepada penyewa untuk menyesuaikan gaya hidup mereka yang berubah.
“Di perkantoran sekaran ini ada konvergensi bagaimana orang-orang ingin hidup dan bagaimana mereka ingin bekerja. Ini situasi di mana Anda membutuhkan fasilitas semacam itu dalam ekosistem."