Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aman! Pajak Pembatasan Karbon Eropa Tak Bebani Mitra Dagang

Menurut sebuah studi oleh kelompok lingkungan Sandbag dan E3G, pungutan pada industri yang berpolusi bergulir secara politis, biaya yang terlibat relatif kecil.
Ilustrasi kapal kontainer/ Bloomberg
Ilustrasi kapal kontainer/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Retribusi impor polusi pertama di dunia, yang diusulkan oleh Uni Eropa untuk barang-barang seperti baja hingga aluminium, mungkin tidak akan terlalu membebani pesaing blok tersebut.

Menurut sebuah studi oleh kelompok lingkungan Sandbag dan E3G, pungutan pada industri yang berpolusi bergulir secara politis, biaya yang terlibat relatif kecil.

China, salah satu pengkritik terbesar dari mekanisme penyesuaian pembatasan karbon (carbon border adjustment mechanism/CBAM), pada 2035 akan menghadapi biaya bersih sekitar 2 persen dari ekspor besi dan baja senilai 5 miliar euro (US$5,9 miliar) ke UE.

"Dampak dari skenario CBAM yang mungkin terjadi pada impor UE dari China akan sangat kecil,” kata para penulis termasuk Adrien Assous, dilansir Bloomberg, Selasa (31/8/2021).

Biayanya terutama akan ditanggung oleh konsumen UE, sementara importir terlindungi berkat kenaikan harga di pasar UE.

CBAM, yang bertujuan untuk mencegah perusahaan dari sekadar mengalihkan emisi mereka dari UE ke negara-negara yang lebih longgar mengenai emisi karbon, masih memerlukan persetujuan dari negara-negara anggota dan Parlemen Eropa.

Amerika Serikat akan paling tidak terpengaruh oleh tindakan yang diusulkan, menghadapi sekitar 10 juta euro dalam biaya bersih di bawah mekanisme penyesuaian perbatasan karbon pada 2026, naik menjadi 25 juta euro pada 2035, menurut laporan itu.

Rusia akan menghadapi dampak terbesar sekitar 600 juta euro pada 2035, terutama berasal dari impor besi dan baja. Bagi China, efeknya juga akan relatif kecil, meningkat menjadi sekitar 200 juta euro dalam waktu 15 tahun.

Proposal CBAM sepertinya tidak akan banyak membantu untuk mengekang emisi gas rumah kaca. Perkiraan dari lembaga think tank Jerman Bertelsmann Stiftung, mengatakan itu hanya akan menyebabkan pengurangan 0,2 poin persentase tambahan dalam jumlah CO2 yang dibuang ke atmosfer secara global.

Namun, beberapa pihak memandang rencana UE itu lebih sebagai pendorong untuk memaksa negara lain agar menyesuaikan dengan ambisi iklim Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper