Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV mulai membangun model bisnis baru menindaklanjuti proses merger Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pelabuhan, yang diperkirakan diimplementasikan pada Oktober 2021.
Direktur Utama Pelindo IV Prasetyadi mengatakan salah satunya adalah dengan menyerahkan pengelolaan peti kemas di Cabang Kendari dan Tarakan kepada Strategic Business Unit (SBU) Pelayanan Peti Kemas. Dengan demikian, nantinya, SBU Pelayanan Peti Kemas yang akan mengelola bisnis peti kemas di dua cabang itu, dari yang sebelumnya dikelola sendiri oleh masing-masing cabang.
“Nah, mulai saat ini akan dikerjasamakan, dikelola oleh SBU Pelayanan Peti Kemas. Tentu hasilnya nanti, pengelolaannya menjadi lebih fokus karena dilakukan oleh satu institusi atau satu SBU yang khusus menangani peti kemas, sehingga nanti cabang lebih berfokus pada yang sifatnya strategis yang sifatnya untuk managing atau mengelola stakeholder,” jelasnya, Minggu (29/8/2021).
Menurut Prasetyadi, model bisnis ini baru pertama kali dilakukan di Pelindo IV. Selama ini, perseroan mengelola bisnis peti kemas di luar Terminal Petikemas (TPK), berbeda dengan Pelindo II dan Pelindo III yang sudah melakukannya.
“Kalau di Pelindo II atau Pelindo III sudah lama menjalankan model bisnis ini, kurang lebih sudah 3-4 tahun. Jadi, kami harapkan dengan perubahan model bisnis ini maka nanti akan ada nilai tambah, sehingga nanti itu semua akan memberikan dampak terhadap bottom line atau laba kami. Karena begitu dilakukan, secara fokus nanti ada efisiensi di resources-nya,” paparnya.
Perubahan model bisnis ini juga merupakan persiapan dalam rangka Pelindo Bersatu. Pasalnya, nantinya bisnis peti kemas akan dikelola oleh satu klaster tersendiri.
Baca Juga
Dengan demikian, saat merger dilakukan, Pelindo IV hanya melakukan spin off untuk masuk ke klaster peti kemas. Hal ini diyakini bakal mempermudah pengelolaannya.
Pelindo IV pun berharap pelaksanaan merger BUMN Pelabuhan dapat merealisasikan komitmen yang telah ditetapkan dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2020 – 2024.
Prasetyadi meyakini integrasi yang dilakukan dapat menjawab seluruh kelemahan dan tantangan yang muncul, sekaligus mempercepat realisasi potensi dan peluang yang ada lantaran didukung makin besarnya sumber daya yang dimiliki.
“Sehingga penggabungan atau integrasi yang secara legal akan dilaksanakan pada 1 Oktober tahun ini pada akhirnya akan memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan karyawan juga,” katanya.
Sebagai gambaran, di tengah situasi pandemi karena Covid-19, kinerja perseroan tetap mengalami pertumbuhan. Prasetyadi menyampaikan pandemi Covid-19 membuat perseroan berpikir lebih cerdas dan inovatif dalam menentukan program serta strategi yang tepat sasaran.
Di sisi lain, Komisaris Utama Pelindo IV Fachry Ali juga menyinggung hadirnya model bisnis baru menjelang proses integrasi yang lebih besar.
"Tapi, harap kita ketahui bahwa ketika kita terintegrasi, maka sifat dari regional pace itu telah hilang dan muncul pada suatu tahap yang kita sebut dengan national pace,” terangnya saat menutup Rapat Kerja II Tahun 2021