Bisnis.com, JAKARTA — Perkantoran merupakan salah satu subsektor properti yang paling kuat terhantam dampak pandemi Covid-19. Pemulihan pertumbuhan permintaan ruang perkantoran pun diperkirakan berlangsung ‘sangat bertahap’.
Menurut konsultan properti Savills Indonesia, pasar perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta mencatat sejumlah penyelesaian baru pada semester pertama di tengah aktivitas sewa yang lambat selama 2 tahun terakhir sebagai akibat dari pandemi.
Permintaan perkantoran di Jakarta yang diperkirakan meningkat secara bertahap sejalan dengan pandemi Covid-19 yang membaik secara perlahan menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id.
Selain berita properti, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Minggu (29/8/2021):
Diterpa Pandemi, Permintaan Perkantoran Tumbuh Sangat Bertahap
Indonesia mencatat tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan terkuat dalam 17 tahun selama Q2/2021 dan secara teknis keluar dari resesi. Ekonomi tumbuh 7,07% sepanjang April hingga Juni dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).
Ini ekspansi ekonomi pertama dalam lima kuartal. Namun, kebangkitan kasus harian karena varian Delta baru yang sempat diikuti oleh Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4—yang belakangan diturunkan ke level 3—di Jawa-Bali mulai Juli dan mengaburkan prospek untuk kuartal berikutnya.
Meskipun pertumbuhan yang kuat pada Q2, Bank Indonesia baru-baru ini merevisi perkiraan PDB dari sebelumnya 4,1%-5,1% menjadi 3,5%-4,3%, sementara Kementerian Keuangan menetapkan target pertumbuhan ekonomi 3,7%-4,5% pada tahun ini.
Mengingat situasi pandemi terutama dengan munculnya varian Delta yang dimulai pada Juli, Savills mengantisipasi bahwa setiap pertumbuhan permintaan perkantoran akan berlangsung dengan sangat bertahap.
Bagaimana kondisi bisnis properti subsektor perkantoran di Jakarta di tengah kondisi pandemi yang belum kunjung pergi ini?
Setiap Penduduk Bumi Mengonsumsi 15 Porsi Mi Instan Tahun Lalu
Siapa yang belum pernah mencicipi mi instan? Mungkin ada di antara kita yang belum pernah atau tidak suka memakan makanan tersebut dengan alasan tertentu.
Namun, faktanya mi instan kini dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat dari orang biasa, pejabat, bahkan artis dunia sekalipun.
Pada 2020, berdasarkan data yang dilansir oleh Asosiasi MI Instan Dunia (World Instant Noodles Association/WINA), sebanyak 116,56 miliar porsi mi instan yang dikonsumsi oleh manusia di bumi.
Jika dibagi dengan penduduk Bumi sebanyak 7,75 miliar pada tahun tersebut, berarti konsumsi mi instan per orang penduduk bumi adalah 15 porsi per tahun.
Rambah Bisnis Jamu, Cuan Mustika Ratu (MRAT) Makin Tebal
Pandemi Covid-19 membawa berkah tersendiri bagi PT Mustika Ratu Tbk. Pasalnya, produsen kosmetik itu bisa mengembangkan lini bisnis obat herbal.
Jajaran direksi PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT) melakukan paparan publik setelah RUPST 2020 dan RUPSLB 2021 pada Jumat (27/8/2021)./Mustika Ratu.
Lini bisnis obat herbal ini pula yang mendorong kinerja apik emiten berkode MRAT itu. Sepanjang paruh pertama 2021, Mustika Ratu mencatatkan penjualan senilai Rp176,3 miliar, atau meningkat 23,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Adapun laba tahun berjalan pada semester I/2021 mencapai Rp2,26 miliar atau naik 55,9 persen dibandingkan dengan pada semester I/2020 sebesar mencapai Rp1,45 miliar. Sementara itu, laba usaha pada semester I/2021 tercatat naik 8,4 persen senilai Rp6,87 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya Rp6,34 miliar.
Mustika Ratu yakin bisnis obat herbal baka mendorong kinerja keuangan perseroan makin cemerlang. Apalagi emiten dengan kode MRAT itu ingin memperluas penjualan produk jamu di tingkat global.
PKPU, Pemilik Merek Nyonya Meneer Digugat di PN Semarang
PT Ahabe Niaga Selaras, salah satu pemilik usaha otomotif Jawa Tengah Nasmoco dan pemegang Merek Nyonya Meneer mendapat gugatan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang atau PKPU di Pengadilan Negeri Semarang.
PT Ahabe Niaga Selaras merupakan pemegang saham mayoritas di PT Bhumi Empon Mustiko, total kepemilikan saham perusahaan tersebut mencapai 70% atau Rp700 juta. Sementara itu, sisanya dimiliki oleh keluarga Budiono, yakni masing-masing adalah Alesandro King Budiono sebanyak 15% dan Marco Loong Budiono 15%.
Gugatan PKPU terhadap Ahabe Niaga Selaras diajukan Erwin Setia Budi Djaja dan Anggreini Candra terdaftar dengan nomor perkara 30/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN Niaga Smg.
Sejauh ini belum diketahui ke mana arah PKPU itu akan bermuara. Satu hal yang pasti, Ahabe Niaga Selaras adalah pemegang saham pengendali CARS dengan persentase saham sebanyak 4,69%. Salah satu lini bisnis CARS adalah distribusi kendaraan bermotor merek Toyota di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Masih Rugi, Emiten Properti Kelas Menengah Tak Hilang Asa
Beberapa emiten properti kelas menengah masih terjerat kerugian pada awal tahun ini. Meskipun demikian, prospek pemulihan ekonomi yang masih terbuka tahun ini memberikan optimisme bahwa kinerja mereka bakal membaik pada akhir tahun ini.
Masih berlanjutnya insentif pemerintah serta pembatasan mobilitas yang kembali longgar menjadi tumpuan harapan.
Program vaksinasi pemerintah dapat menjadi roda pembangkit pertumbuhan perekonomian. Optimisme dan harapan yang timbul dari masyarakat akan meningkatkan daya beli dan antusiasme dalam berinvestasi serta berusaha.
Tak hanya itu, juga dipengaruhi arus urbanisasi yang semakin meningkat, daya beli, serta naiknya kebiasaan berbelanja masyarakat, yang menandakan potensi pertumbuhan konsumsi berkelanjutan dalam jangka menengah dan panjang.