Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Mulai Kurangi Pom Bensin Premium

Saat ini Indonesia masih menjadi satu dari empat negara di dunia yang masih menggunakan BBM jenis premium.
Pengemudi ojek online mengisi BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Selasa (14/4/2020). /Bisnis-Arief Hermawan P
Pengemudi ojek online mengisi BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Selasa (14/4/2020). /Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan pom bensin yang menjual bahan bakar minyak jenis premium mulai dikurangi secara perlahan untuk mengarahkan konsumsi ke bahan bakar yang lebih bersih.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pengurangan outlet tersebut termasuk dalam peta jalan program Langit Biru oleh PT Pertamina (Persero). Indonesia masih menjadi salah satu dari empat negara di dunia yang masih menggunakan BBM jenis premium.

"Outlet penjualan premium mulai dikurangi pelan-pelan, terutama kemarin pada saat pandemi di mana harga crude jatuh itu bisa dilakukan subtitusi dengan pertalite tujuannya perbaiki kualitas BBM dan kurangi emisi gas rumah kaca," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VII, Kamis (26/8/2021).

Arifin mengungkapkan Indonesia dinilai masih tertinggal dari negara-negara tetangga di region Asean. Sebagai contoh, Indonesia pada saat ini masih berada pada BBM dengan jenis Euro 2.

Dia menuturkan bahwa jika dibandingkan dengan Vietnam, teknologi BBM Indonesia berada jauh di bawah yang digunakan di sana. Pasalnya, Vietnam pada saat ini telah menggunakan BBM dengan jenis Euro 4 dan bahkan tengah bersiap untuk masuk ke Euro 5.

"Kita masih Euro 2. Namun demikian dalam jangka panjang dengan perhatikan teknologi ini, kita harap ada shifting konsumsi ke pertamax. Kami mohon dukungannya ya untuk repsosn ini dengan baik," ujar Arifin.

Berdasarkan data BPH Migas per Juli 2021, realisasi penyaluran jenis BBM khusus penugasan atau premium yang hanya baru mencapai 2,71 juta kl atau 27,18 persen per Juli 2021 dari kuota sepanjang tahun ini 10 juta kl.

Adapun sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengklaim rendahnya penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi jenis Premium disebabkan oleh bergesernya pola konsumsi masyarakat ke produk yang lebih baik.

Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa rendahnya serapan Premium sepanjang semester I/2020 disebabkan oleh meningkatnya kesadaran konsumen untuk menggunakan bahan bakar minyak (BBM) Pertaseries dengan research octane number (RON) yang sesuai dengan peruntukan kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper