Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Bisa Disalip Filipina dan Vietnam Menuju Negara Berpenghasilan Tinggi

Filipina bisa keluar dari jebakan kelas menengah (middle income trap) dan menjadi negara berpenghasilan tinggi (higher income) pada 2037, sementara Vietnam pada 2043.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (13/7/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memberikan penjelasan saat berkunjung ke kantor redaksi Bisnis Indonesia, di Jakarta, Senin (13/7/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut Indonesia bisa disalip oleh Filipina dan Vietnam menuju negara berpenghasilan tinggi, jika ekonomi tumbuh secara biasa-biasa saja.

Suharso mengatakan Filipina bisa keluar dari jebakan kelas menengah (middle income trap) dan menjadi negara berpenghasilan tinggi (higher income) pada 2037, sementara Vietnam pada 2043.

“Tanpa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia tentu akan disalip oleh Filipina pada tahun 2037, dan oleh Vietnam pada tahun 2043,” kata Suharso pada Rapat Kerja (Raker) dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (25/8/2021).

Adapun, pada Visi Indonesia 2045, Indonesia menargetkan untuk keluar dari jebakan kelas menengah dan menjadi negara maju berpenghasilan tinggi dengan pendapatan per kapita Rp320 juta per tahunnya.

Suharso bahkan menyebut Indonesia tidak akan bisa keluar dari jebakan kelas menengah sampai 2036 kalau rata-rata pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5 persen.

“Bahkan, sampai 2045 pun kita belum bisa lepas dari jebakan [kelas menengah], kalau pertumbuhannya begini terus,” tegas Suharso.

Berdasarkan perhitungan Bappenas, pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah krisis 1998 tidak pernah kembali ke skenario trajectory tanpa krisis, karena pertumbuhan potensial stagnan di level 5 persen. Apalagi, pemulihan ekonomi dalam negeri belum optimal karena masih fokus menangani pandemi sehingga terdapat recovery gap yang lebar.

Namun, Suharso mengatakan dengan pertumbuhan rata-rata 6 persen dimulai pada 2022, maka trajectory pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa kembali di tahun 2029. Dengan intervensi yang tepat, pertumbuham ekonomi potensial sepanjang 2022-2045 diperkirakan bisa mencapai 6,3 persen.

“Total Factor Productivity (TFP) kita terendah di kawasan Asia. Ini yang juga mengonfirmasi human capital index kita yang hanya 0,54. Karena itu, tahun 2022 adalah tahun ekonomi yang paling penting dalam rangka pemulihan ekonomi,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper