Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Rendah, Jokowi Minta Waspadai Turunnya Daya Beli Masyarakat

Pada kuartal II/2021 perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen year on year dengan tingkat inflasi nasional yang terkendali di angka 1,52 persen (yoy).
Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan terkait perkembangan PPKM di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin (23/8/2021)/BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan terkait perkembangan PPKM di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin (23/8/2021)/BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2021 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8/2021).

Dalam sambutannya, Jokowi bersyukur di tengah ketidakpastian saat ini perekonomian Indonesia semakin baik dengan tingkat inflasi terkendali.

“Kita wajib bersyukur, meskipun kita masih menghadapi ketidakpastian perekonomian negara kita semakin membaik. Tetapi tetap kita harus menjaga kewaspadaan,” kata Jokowi dalam keterangannya seperti ditayangkan di kanal Youtube Setpres, Rabu (25/8/2021).

Pada kuartal II/2021 perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen year on year dengan tingkat inflasi nasional yang terkendali di angka 1,52 persen (yoy). Angka inflasi tersebut kata Jokowi jauh di bawah target inflasi 2021, yaitu tiga persen.

“Tetapi kita juga tahu bahwa inflasi yang rendah juga bisa bukan hal yang menggembirakan, karena bisa saja ini mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi menekankan kepada jajarannya tetap waspada dan hati-hati dalam mengatur keseimbangan antara upaya penganganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi di kuartal III/2021 ini.

“Tetap harus waspada, tetap harus hati-hati mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi, mengatur rem dan gas. Penyebaran Covid-19 harus bisa kita kendalikan dan masyarakat yang rentan harus bisa kita lindungi,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hingga Juli 2021 inflasi terjaga rendah di hampir seluruh daerah.

Dia memperkirakan inflasi pada 2021 dan 2022 akan terjaga di kisaran tiga persen plus minus satu persen. Kondisi ini diperkirakan akibat terjaganya ekspektasi dan stabilitas nilai tukar serta belum kuatnya permintaan serta ketersediaan pasokan.

Perry mengingatkan, risiko kenaikan inflasi pada tahun 2022 perlu diantisipasi sejalan dengan kenaikan permintaan domestik dan kenaikan harga komoditas dunia.

Di sisi lain dia mengapresiasi semua pihak baik di pusat maupun daerah yang telah bersinergi untuk mewujudkan stabilitas harga sehingga mendukung upaya pemulihan ekonomi Indonesia dan menjaga kesejahteraan rakyat.

“Terjaganya stabilitas harga ini khususnya harga pangan perlu kita jadikan momentum untuk memperkuat peran UMKM pangan dalam rangka pemulihan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper