Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Sepeda Sebut Dampak PPKM Berat

Di dalam regulasi PPKM Level 4 sektor pabrik sepeda bukan termasuk sektor kritikal yang dapat beroperasi 100 persen.
Proses perakitan sepeda. /Antara Foto
Proses perakitan sepeda. /Antara Foto

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen sepeda Polygon, PT Insera Sena menyebut dampak PPKM kali ini cukup berat karena membuat pabrikan harus menyesuaikan kapasitas.

Direktur PT Insera Sena William Gozali mengatakan dampak dari PPKM sangat berbeda di bandingkan dengan PSBB tahun lalu. Pasalnya, dari sisi penjualan banyak toko sepeda juga harus tutup dan konsumen yang bersepeda jauh berkurang dibandingkan saat PSBB lalu.

"Untuk pabrikan kami mengikuti aturan pemerintah sehingga juga ada dampak kepada produksi kami. Saat ini kita masih memantau perkembangan arahan pemerintah sehingga produksi belum beroperasi penuh," katanya kepada Bisnis, Senin (23/8/2021).

Adapun dalam regulasi PPKM Level 4 sektor sepeda bukan termasuk sektor kritikal yang dapat beroperasi 100 persen.

William menyebut kendati masih banyak tantangan untuk setidaknya dapat menyamai kinerja tahun lalu, tetapi perusahaan masih akan terus bekerja keras.

Menurut William strategi pabrikan saat ini mencoba untuk meningkatkan penjualan ekspor. Dari penjualan lokal, pihaknya akan terus berusaha mengedukasi cyclist dan non-cyclist untuk bisa hidup sehat dengan bersepeda.

"Kami berharap dengan bersepeda dan menjaga protokol kesehatan yang ketat maka kita semua bisa terhindar dari Covid-19 dan memperbaiki mutu hidup dengan banyak berolah raga dan juga mengurangi polusi," ujarnya.

Adapun, Polygon memiliki kapasitas produksi sekitar 700.000 unit per tahunnya.

Sementara itu, secara nasional Pengusaha mematok penjualan nasional pun di level sangat pesimistis atau bakal turun 50 persen dari capaian tahun lalu.

Pada tahun lalu, berdasarkan catatan Forum Pengusaha Industri Sepeda Indonesia (Fopsindo), penyerapan produk sepeda mencapai lebih dari 7 juta unit. Artinya pada tahun ini penjualan sepeda secara nasional diperkirakan  mencapai 3,5 juta unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper