Bisnis.com, JAKARTA – PT Onduline Indonesia menggelar sayembara desain konstruksi atap bangunan dalam kompetisi Onduline Green Roof Award (OGRA) 2021 untuk mengatasi polusi udara dan menghemat penggunaan energy.
Sayembara tersebut ditujukan kepada para profesional di bidang arsitektur, desainer interior, pengembang, konsultan perencana, serta kontraktor pelaksana yang berprofesi minimal 1 tahun dan ingin mengasah kemampuan terbaiknya di bidangnya.
Marketing Communications Manager PT Onduline Indonesia Reissa Siregar mengatakan bahwa Onduline Green Roof Award (OGRA) 2021 mengangkat tema Tropical Roof With Ecological Clean Energy & Passive Design.
Nantinya, kegiatan tersebut akan menilai gagasan dan ide-ide dengan kemampuan mengatasi polusi udara dan mengurangi beban biaya energi.
Pasalnya, populasi perkotaan di Indonesia pada 2025 diprediksi akan meningkat 68 persen dari jumlah di 2013 yang mencapai 130 juta jiwa.
Perpindahan masyarakat dari desa ke kota juga berpotensi memunculkan polemik pembangunan hunian dan akan berdampak langsung kepada kualitas hidup, udara, serta lingkungan sekitarnya.
“Kompetisi Onduline Green Roof Award berorientasi pada bagaimana cara kita merancang, serta membangun atap pada bangunan yang berkelanjutan dan bermanfaat terhadap alam,” ujarnya dikutip Jumat (20/8/2021).
Untuk mengikuti kompetisi tersebut, masyarakat dapat mengakses http://onduline-registration.id/greenroof_registrations/new untuk menyerahkan karyanya hingga 30 Agustus 2021.
Menurutnya, ajang tersebut bertujuan untuk mencari desain unggulan dari para profesional mengenai konsep konstruksi atap ramah lingkungan dan berkelanjutan yang digabungkan dengan keunggulan arsitektur.
Onduline sendiri telah mengidentifikasi sejumlah persoalan yang bisa memperjelas tujuannya dalam menjaga alam untuk generasi masa depan, sekaligus menjadi dasar penilaian OGRA 2021.
“Salah satu caranya dengan menerapkan desain atap berkonsep climate change adaptation, clean energy, healthy building, rainwater harvesting, dan environmental friendly material,” katanya.
Sementara itu, Chairperson Green Building Council Indonesia Naning Adiwoso mengatakan bahwa masyarakat harus bisa menyatukan ekologi alam dan bangunan jika ingin menjadikan bumi sebagai planet yang baik untuk kehidupan.
Naning yang juga akan menjadi juri dalam ajang tersebut menuturkan, vegetasi menjadi sebuah keharusan untuk mengubah karbon menjadi oksigen dan memberikan udara dingin di sekitarnya.
Menurutnya, rancangan atap bangunan untuk hunian dan properti komersial harus melalui konsep desain roof garden dan vertical garden yang akan sangat membantu dalam mendinginkan ruang terbuka.
“Ke depan, yang kita butuhkan adalah rumah sehat. Salah satunya dengan menggunakan atap yang dapat menahan panas ke dalam bangunan, serta bahan atap yang ramah lingkungan dengan natural ventilation,” ujarnya.