Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Minta Jaringan 5G Masuk Kawasan Industri untuk Dukung Penerapan IoT

Taufiek menyebut, implementasi Making Indonesia 4.0 akan mampu mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil sebesar 1—2 persen per tahun, sehingga pertumbuhannya setiap tahun akan naik dari baseline 5 persen menjadi 6—7 persen pada periode 2021—2030.
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut pengembangan jaringan 5G dapat dimulai dengan gencar di kawasan industri. Pasalnya, kawasan industri saat ini banyak yang membutuhkan jaringan 5G untuk mendukung penerapan teknologi internet of things (IoT).

“Kami terus mendorong operator seluler untuk bekerja sama dengan industri dan kawasan industri untuk melakukan pilot project mengakselerasi Industri 4.0,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, Jumat (20/8/2021).

Taufiek mengatakan bahwa sejumlah kawasan industri yang berpotensi mengimplementasikan jaringan 5G, yakni Kawasan terintegrasi Karawang-Cikarang-Cibitung sebagai pusat industri otomotif, elektronika, makanan dan minuman, serta industri pendukung lainnya.

Selanjutnya, kawasan Industri Cilegon sebagai pusat industri kimia dan baja; kawasan industri Solo Raya sebagai pusat industri tekstil; dan kawasan industri Bandung Raya sebagai pusat industri farmasi, alat kesehatan, tekstil, serta makanan dan minuman.

Seiring dengan hal itu, Kemenperin menargetkan untuk menjadikan produksi industri semakin efisien dan berkualitas, sehingga dapat lebih berdaya saing global melalui Industri 4.0.

Taufiek menyebut, implementasi Making Indonesia 4.0 akan mampu mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil sebesar 1—2 persen per tahun, sehingga pertumbuhannya setiap tahun akan naik dari baseline 5 persen menjadi 6—7 persen pada periode 2021—2030.

Selain itu, langkah itu juga ditargetkan akan meningkatkan lapangan kerja dari 20 juta menjadi 30 juta lapangan kerja pada 2030, dan peningkatan kontribusi manufaktur terhadap PDB dari 16 persen menjadi 25 persen pada 2030.

“Making Indonesia 4.0 juga akan mempercepat pencapaian aspirasi Indonesia menjadi negara 10 ekonomi terbesar di dunia pada 2030 dengan mendapatkan kembali 10 persen kontribusi ekspor netto dari PDB, dua kali peningkatkan produktivitas terhadap biaya, dan 2 persen pengeluaran research and development terhadap PDB,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper