Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri kimia menilai dilakukannya uji coba pelonggaran untuk sektor esensial harus dibarengi dengan kepastian penyerapan hasil produksi di pasar.
Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) Michael Susanto Pardi mengatakan saat ini persoalan industri semakin tidak mudah. Setelah diizinkan beroperasi 100 persen, ia menyebut hal itu tidak serta merta menyelesaikan semua persoalan.
Dalam hal ini, industri kimia memang bukan sektor esensial yang harus membatasi produksi. Tetapi, hasil produksi kimia banyak diserap oleh industri hilir yang selama ini turun permintaannya akibat tidak bisa beroperasi penuh.
"Apalagi sekarang untuk tenaga kerja harian dan UMKM sudah sangat terdampak. Untuk itu, dua kuartal terakhir ini diharapkan dapat menjadi landasan pemulihan kembali," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/8/2021).
Di sisi lain, Michael mengapresiasi postur rencana anggaran pendapatan dan belanja negara atau RAPBN 2022 yang sudah cukup merefleksikan kondisi saat ini. Bahkan, dia menyebut pemerintah sudah membuat proyeksi terbaik sesuai kondisi makro ekonomi dan geopolitik yang sedang berlangsung.
Apalagi, pemerintah juga memberi penekanan pada fleksibilitas dalam mengelola anggaran ke depan. Hal itu sudah tepat mengingat dengan situasi yang VUCA atau volatility, uncertainty, complexity, and ambiguity ini diperlukan penyesuaian dan ketahanan apabila terjadi perubahan indikator yang signifikan.
"Strategi dan taktik perlu disesuaikan segera. Evaluasi tiga bulanan sekarang menjadi sangat penting dan melakukan tindakan koreksi secepatnya, tidak perlu lagi menunggu setahun sekali," ujarnya.