Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Kayu Lapis Mulai Naik, SLJ Global Optimistis Kinerja Membaik

Kenaikan harga kayu lapis di pasar global yang terjadi pada awal tahun dinilai membawa harapan baru bagi PT SLJ Global Tbk. (SULI).
Berbagai corak kayu lapis keras - Sumber/www.woodworkingnetwork.com
Berbagai corak kayu lapis keras - Sumber/www.woodworkingnetwork.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT SLJ Global Tbk. (SULI) menyebut prospek kinerja perusahaan pada tahun ini akan lebih baik, lantaran didorong oleh kenaikan harga kayu lapis sejak awal tahun ini.

Wakil Presiden Direktur SLJ Global David mengatakan pasar kayu lapis terganggu dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kenaikan harga yang terjadi pada awal tahun dinilai membawa harapan baru.

Meskipun demikiana, David menyebut pada semester I/2021 lalu pesanan kayu lapis belum bisa mengungkit kinerja perusahaan.

"Semester satu lalu masih minus karena pengaruh cuaca juga di mana bahan baku menjadi tidak lancar. Namun, sejak Juli bahan baku relatif sudah diamankan dan sudah ada order setara volume produksi untuk lima bulan," katanya kepada Bisnis, Minggu (15/8/2021).

David mengemukakan untuk kenaikan harga pada kayu bulat saat ini sudah mengalami kenaikan siginfikan dari tahun lalu.

Harga rata-rata kayu bulat pada tahun ini naik Rp2,6 juta per m3 dari tahun lalu sekitar Rp1,3 juta per m3. Sementara itu, harga rata-rata kayu lapis naik dari US$500 per m3 pada 2020 lalu, menjadi US$900 per m3 pada tahun ini.

Alhasil, menurutnya, volume produksi yang masih kecil bukan menjadi masalah lagi karena kenaikan harga sudah mampu menutupi untuk perseroan mengejar margin.

"Jadi semester satu lalu kami masih minus dengan produksi hanya sekitar 30.000 m3, semester dua ini produksi akan 50.000-60.000 m3, jika lancar mudah-mudahan bisa bertambah dan setahun ini tercapai produksi 100.000 m3," ujar David.

Di sisi lain, David menyebut pabrik perseroan di Kalimantan saat ini juga tidak mengalami kendala berarti untuk memenuhi pesanan. Apalagi, saat ini kebijakan pemerintah untuk perusahan sektor esensial berorientasi ekspor diizinkan menjalankan kapasitas 100 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper