Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kayu Lapis Keras China di AS Rontok, Digerogoti Vietnam & Indonesia

Impor kayu lapis keras dari Indonesia melonjak dari 361 juta kaki persegi pada 2017 menjadi 541 juta kaki persegi dalam 12 tahun terakhir.
Berbagai corak kayu lapis keras/Sumber-www.woodworkingnetwork.com
Berbagai corak kayu lapis keras/Sumber-www.woodworkingnetwork.com

Bisnis.com, WASHINGTON D.C. — Decorative Hardwoods Association mengungkapkan bahwa impor kayu lapis keras Amerika Serikat dari China anjlok dari 1,37 miliar kaki persegi pada 2017 menjadi 139 juta kaki persegi dalam 12 bulan terakhir.

Saat itu, impor dari Vietnam melonjak dari 30 juta kaki persegi pada 2017 menjadi 546 juta kaki persegi dalam 12 bulan terakhir dan impor dari Indonesia melonjak dari 361 juta kaki persegi menjadi 541 juta kaki persegi dalam kurun waktu yang sama.

“Nilai impor kayu lapis keras dari China merosot dari US$574 juta menjadi US$61 juta, sedangkan nilai impor dari Vietnam naik dari US$30 juta menjadi US$257 juta dan nilai impor dari Indonesia meningkat dari US$196 juta menjadi US$268 juta,” tulis Decorative Hardwoods Association seperti dikutip dari www.floordaily.net, Jumat (11/9/2020)

Selain itu, sumber yang sama melaporkan bahwa, “AS bukan lagi menjadi pemasok kayu keras terbesar di China. Impor global kayu gelondongan kayu keras China turun 17 persen pada paruh pertama tahun 2020. Impor global kayu gelondongan kayu lunak turun 16 persen, sekitar 72 persen dari total nasional.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper