Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Dunia Mulai Membaik, Ekspor Industri Hilir Kehutanan Diproyeksi Capai US$12 Miliar

Dengan asumsi rerata nilai ekspor mencapai US$900 juta per bulan, maka akan ada tambahan sebanyak US$4,5 miliar di sisa 5 bulan tahun ini.
Ilustrasi multiplek alias plywood dibuat dari kulit kayu yang berlapis-lapis dan kemudian dipress menggunakan tekanan yang sangat tinggi. Multiplek mempunyai tekstur rapat, kekuatan tinggi, dan tahan air./perthtimberco.com
Ilustrasi multiplek alias plywood dibuat dari kulit kayu yang berlapis-lapis dan kemudian dipress menggunakan tekanan yang sangat tinggi. Multiplek mempunyai tekstur rapat, kekuatan tinggi, dan tahan air./perthtimberco.com

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai ekspor industri hilir kehutanan diyakini mampu menembus US$12 miliar pada akhir tahun ini. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi nilai ekspor industri hilir kehutanan pada tahun lalu yang mencapai US$11 miliar.

Seperti diketahui, industri hilir kehutanan terdiri dari sembilan produk, yakni bangunan prefabrikasi, wood chip atau serpih kayu, furnitur kayu, kerajinan, panel, paper, pulp, veneer, dan woodworking.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan (APHI) Indroyono Soesilo mengatakan bahwa sampai dengan Juli 2021, nilai ekspor industri hilir kehutanan sudah mencapai US$7,5 miliar.

Dengan asumsi rerata nilai ekspor mencapai US$900 juta per bulan, maka akan ada tambahan sebanyak US$4,5 miliar di sisa 5 bulan tahun ini.

“Insyaallah ekspor bisa tembus US$12 miliar tahun ini, karena bisa dilihat juga dari produksi hutan alam yang naik 16,6 persen per Juli 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” katanya kepada Bisnis, Minggu (15/8/2021).

Indroyono mengemukakan, produksi hutan tanaman industri juga masih tumbuh 4,2 persen di tengah faktor cuaca yang membuat kendala untuk membawa kayu log turun dari hulu ke hilir.

Di sisi lain, Indroyono juga mendengar saat ini banyak produsen panel mengeluh order yang meningkat, tetapi terhambat oleh kelangkaan kontainer untuk ekspor akibat dari kegiatan industri saat ini belum sepenuhnya pulih.

“Order tinggi, terutama untuk ke China, Amerika Serikat, dan Eropa, karena ekonomi mereka sudah baik dan untuk WFH [work from home] perlu renovasi kamar dan rumah, sehingga perlu furnitur, plywood, dan lainnya,” ujar Indroyono.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper