Bisnis.com, JAKARTA - Temasek Holdings Pte. memulai penawaran obligasi dengan tenor panjang selama 50 tahun, jangka waktu yang jarang dirilis oleh perusahaan.
Perusahaan pelat merah ini berhasil mengumpulkan S$1,5 miliar atau US$1,1 miliar dengan imbal hasil 2,8 persen, dibandingkan dengan patokan awal sebesar 2,85 persen. Obligasi mencatatkan rekor tenor di pasar mata uang lokal untuk obligasi biasa yang dijual secara publik, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Perusahaan lain di seluruh dunia yang umumnya memberikan jangka waktu sepanjang 30 tahun atau lebih dalam beberapa minggu terakhir termasuk Unilever Plc dan Apple Inc. Temasek sendiri bulan lalu mengumpulkan US$2,5 miliar dalam kesepakatan tiga tahap obligasi berdenominasi dolar AS dengan tenor 40 tahun.
Temasek dan pemerintah Singapura hingga saat ini telah menerbitkan sekitar US$894 miliar obligasi yang jatuh tempo dalam tiga dekade atau lebih pada 2021.
Sedikit di bawah rekor penerbitan sebesar US$1,9 triliun pada tahun 2020, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Terburu-buru untuk menentukan harga utang semacam itu muncul karena meningkatnya kekhawatiran bahwa tekanan inflasi dapat mendorong tingkat pendanaan ke depan. Pejabat bank sentral telah memperdebatkan kapan dan bagaimana mulai mengurangi stimulus untuk memerangi pandemi Covid-19.
Baca Juga
Temasek baru-baru ini memperingatkan bahwa kenaikan inflasi sementara dapat menjadi risiko bagi pasar global. Satu-satunya obligasi 50 tahun perusahaan sebelumnya adalah penawaran US$1 miliar tahun lalu. Adapun, penerbitan obligasi dengan tenor panjang minggu ini datang terburu-buru ketika pasar mulai mengawasi metrik inflasi AS.