Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia menargetkan pertumbuhan senilai US$2 miliar untuk ekspor produk bumbu dan rempah yang rencananya akan dipasok ke sejumlah negara termasuk Jepang, sebagai bagian dari upaya memperluas pasar produk halal pada 2024 mendatang.
Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman memaparkan, sejumlah kawasan yang menjadi target, antara lain Afrika, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Selain itu, produk-produk tersebut diharapkan dapat diekspor ke pasar Jepang yang dinilai memiliki minat terhadap produk makanan halal.
“Untuk itu, Indonesia harus membangun ekosistem yang resilience, affordable, dan kompetitif untuk pasar global. Harus ada kebijakan yang kondusif, termasuk dengan UU Ciptaker dan sistem OSS yang baru diluncurkan,” ujar Adhi dalam acara peringatan 3 tahun berdirinya IJB.Net, Selasa (10/8/2021).
Dengan Jepang khususnya, kata Adhi, diharapkan bantuan untuk mendorong industri makanan dan minuman (mamin) mampu meningkatkan kualitas, baik dari segi kemampuan sumber daya manusia (SDM) maupun infrastruktur dan logistik, sehingga ekosistem yang akomodatif bisa terbangun.
Adapun, hal yang diperlukan Indonesia untuk meningkatkan ekspor produk halal ke pasar Jepang adalah akses informasi pasar, dan compliance dengan regulasi terkait industri mamin di Negeri Sakura.
Adhi juga berharap pemerintah bisa lebih memaksimal perjanjian Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Sebab, pemanfaatan kerja sama ekonomi dengan Jepang oleh Indonesia belum semaksimal negara-negara lain yang juga menjalin pakta.
Dia menambahkan, perlu upaya melalui trade expo dan promosi lain untuk menyesuaikan rasa dengan consumer preference di Jepang.
Terakhir, Adhi mengatakan, makanan halal asal Indonesia harus memiliki diferensiasi agar bisa bersaing dengan negara lain.
Sekadar informasi, ekspor mamin Indonesia ke Jepang pada 2019 tercatat mencapai US$350 juta dan turun menjadi menjadi US$327 juta pada 2020.
Sementara itu, pada Januari–Mei 2020, ekspor mamin ke Jepang mencapai US$131 juta. Tahun ini turun menjadi 9,8 persen menjadi US$119 juta.
Secara global, industri makanan halal Indonesia menduduki posisi 4 di bawah Malaysia, Singapura, dan Uni Emirat Arab. Sedihnya lagi, Indonesia masuk ke dalam top 5 halal food consumer, bukan sebagai top 5 exporting country for halal food.