Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa lembaganya tahun ini melanjutkan pembelian surat berharga negara (SBN) di pasar perdana sebagai bagian sinergi dan kebijakan pemerintah untuk pendanaan APBN 2021.
“Setelah pada tahun lalu BI membeli SBN dari pasar perdana untuk APBN 2020 sebesar Rp473,42 triliun, tahun ini hingga 19 Juli pembelian SBN di pasar perdana untuk APBN tercatat total Rp124,13 triliun,” katanya pada konferensi pers virtual, Jumat (6/8/2021).
Perry menjelaskan bahwa total pembelian SBN tahun ini terdiri atas Rp48,67 triliun mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun lelang tambahan.
Sementara di bidang pendalaman pasar uang, BI mengakselerasi, khususnya rupiah dan valas. Ini melalui implementasi electronic trading platform sejak Juli dan pemberian sentral counter party.
Upaya tersebut, tambah Perry, difokuskan pada dua produk utama. Semuanya adalah transaksi reppo dan domestik nondelivery forward.
Pengembangan reppo diharapkan membuat lebih likuid, efisien, dan juga penurunan suku bunga yield SBN jangka panjang semakin turun lebih dekat dengan suku bunga jangka pendek.
“Fokus domestik nondelivery forward untuk memperkuat instrumen lindung nilai dalam rangka menjaga stabilitas dan juga mendorong pembiayaan,” jelasnya.