Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Paparkan Penyebab Ekonomi RI Bisa Tumbuh Kencang Kuartal II/2021

Sri Mulyani menjelaskan bahwa stimulus pada kuartal II tersebut yaitu program bantuan sosial, diskon listrik, gratis ongkos kirim belanja online jelang lebaran, dan terkendalinya inflasi yang mendorong konsumsi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dalam layar) disaksikan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin memberikan pemaparan dalam webinar  Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (dalam layar) disaksikan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Y. Benyamin memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa ada faktor selain ekonomi minus terdalam tahun lalu yang membuat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) cukup tinggi pada kuartal II/2021.

“Momentum Ramadan dan hari raya lebaran serta berbagai kebijakan pemerintah untuk mendukung daya beli masyarakat,” katanya pada konferensi pers virtual, Jumat (6/8/2021).

Sri menjelaskan bahwa stimulus pada kuartal II tersebut yaitu program bantuan sosial, diskon listrik, gratis ongkos kirim belanja online jelang lebaran, dan terkendalinya inflasi yang mendorong konsumsi.

Ekonomi kuartal II/2021 yang tinggi yakni naik 7,07% secara kuartalan, tambah Sri, melanjutkan perbaikan yang sudah terjadi pada kuartal sebelumnya.

Berdasarkan catatannya, PDB ditopang realisasi belanja negara yang tumbuh tinggi mencapai 9,38 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Untuk periode saat ini, belanja negara bukan jadi satu-satunya faktor pengungkit ekonomi. Salah satu faktornya yakni investasi yang naik 7,54 persen, ekspor dan impor yang juga mengalami lonjakan sangat tajam, masing-masing yaitu 31,78 persen dan 31,22 persen.

“Jadi ini adalah momentum rebound dan recovery yang sangat cepat. Ini sejalan dengan kinerja ekonomi global dan mengakibatkan meningkatnya harga-harga komoditas,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper