Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa selama Indonesia mengalami resesi di tengah pandemi, instrumen yang berperan penting dalam ekonomi adalah belanja pemerintah. Pertumbuhan hanya bergantung pada satu mesin.
“Kita lihat mesin pertumbuhan yang lain sedang turun mesin. Konsumsi rumah tangga negatif, investasi negatif, ekspor juga negatif,” katanya pada konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa saat belanja pemerintah menjadi satu-satunya faktor penarik perekonomian, tentu hasilnya tidak optimal.
Bisa dilihat ekonomi kuartalan dibandingkan tahun sebelumnya sepanjang pandemi selalu negatif. Dari triwulan II/2020 hingga triwulan I/2021, secara berturut-turut sebesar minus 5,32 persen, minus 3,49 persen, minus 2,19 persen, dan minus 0,74 persen.
Lalu, pada kuartal II/2021 ekonomi tumbuh 7,07 persen. Sri Mulyani menjelaskan bahwa ini akibat dari seluruh konponen berkontribusi.
Dia mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh 5,9 persen, LNPRT 4,12 persen, belanja pemerintah 8,06 persen, investasi 7,54 persen, ekspor 31,78 persen, dan impor 21,22 persen
Baca Juga
“Ini artinya pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan, sekarang seluruh mesin pertumbuhan sudah mulai berkontribusi dan mulai aktif untuk mendukung pertumbuhan,” jelasnya.