Bisnis.com, JAKARTA — Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Makassar merilis program inkubasi IKM berbasis teknologi. Hal itu sebagai salah satu upaya mempercepat tercapainya target rasio wirausaha.
Melalui program tersebut ada 31 industri kecil menengah (IKM) dari Indonesia Timur yang bakal dibina atau diinkubasi oleh BBIHP.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi mengatakan upaya penumbuhan dan pengembangan IKM berbasis inovasi teknologi dapat dilakukan melalui optimalisasi dan inkubasi teknologi yang diharapkan menjadi sarana dan prasarana untuk mendorong lahirnya wirausaha baru dengan intrepreneur yang tangguh.
"Langkah optimalisasi teknologi ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin untuk menaikan nilai TKDN menjadi 50 persen pada 2024 sebagimana tertuang dalam RPJMN 2020-2024," katanya melalui siaran pers, Kamis (5/8/2021).
Kondisi pandemi Covid-19 pun, lanjut Doddy, memberikan pelajaran berharga perlunya melakukan pendalaman struktur industri nasional untuk mewujudkan kemandirian industri nasional. Pihaknya fokus mendorong pelaku IKM untuk dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19.
Pendirian Inkubator berbasis teknologi atau IBT di Indonesia dapat dilakukan oleh institusi dan masyarakat umum. Jumlah IBT yang terdata saat ini kurang lebih 100 IBT, di mana 60 IBT berdiri melalui Perguruan Tinggi dan 30 IBT berdiri di bawah naungan Lembaga Litbang dan Swasta.
Baca Juga
"Namun, jumlah ini masih kurang dengan target rasio wirausaha di Indonesia sebesar 4 persen. Target ini diharapkan akan tercapai dengan kerjasama semua pihak, pemerintah pusat, pemda, kampus dan mahasiswa, BUMN dan pihak lainnya," katanya.
Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) Setia Diarta menambahkan inkubator sangat penting bagi wirausaha pemula, karena inkubator dirancang untuk membantu usaha baru dan yang sedang berkembang menjadi pengusaha yang mandiri.
Kegiatan inkubator dilakukan melalui pendampingan terpadu yang meliputi pengembangan teknologi proses dan produk, uji produksi, uji pasar, konsultansi manajemen, keuangan, pelatihan, serta perluasan pasar.
Selain membina IKM, di acara kick off tersebut BBIHP juga melaksanakan MoU dengan Centra Mart Sulsel (PT Berkah Syariah Indonesia) dan One Mart Group (CV. Media One Group) untuk membantu pemasaran produk IKM/Tenant BBIHP, juga dimulainya Program Scale Up Startup Inovasi Indonesia yang diterima oleh Tenant Inkubator BBIHP yaitu Puffer (PT Sefactor Deos Maks) yg bekerjasama dengan Deputy Penguatan Inovasi BRIN.
Diarta menambahkan IKM yang dibina IBT BBIHP sejak 2017 berada di wilayah Sulawesi Selatan dan beberapa daerah Indonesia Timur lainnya seperti Kalimantan dan Maluku. IKM binaan BBIHP juga mampu bersaing di kancah nasional, bahkan beberapa tenant sudah berhasil melakukan ekspor.