Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pernyataan Jokowi Soal Ekonomi RI Bakal Tumbuh 7 Persen Kuartal II/2021

Berikut pernyataan Presiden Jokowi terkait pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Termasuk soal prediksi pertumbuhan ekonomi RI mencapai 7 persen pada kuartal II/2021.
Presiden Joko Widodo bersiap memberikan pernyataan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/7/2021). Presiden Joko Widodo mengumumkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 Juli dan akan melakukan pembukaan secara bertahap mulai 26 Juli 2021. ANTARA FOTO/Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo bersiap memberikan pernyataan pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/7/2021). Presiden Joko Widodo mengumumkan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga 25 Juli dan akan melakukan pembukaan secara bertahap mulai 26 Juli 2021. ANTARA FOTO/Biro Pers Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2021 mencapai 7,07 persen secara tahunan (year-on-yeear/yoy). Realisasi tersebut sesuai dengan prediksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pertumbuhan tersebut melonjak dari kuartal II/2020, di mana ekonomi RI mengalami kontraksi sebesar -5,32 persen. Ekonomi pada kuartal kedua tahun ini meningkat sebesar 3,31 persen (quarter-to-quarter/qtq) jika dibandingkan kuartal I/2021.

Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan posisi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021, sebesar 7,07 persen, merupakan yang tertinggi sejak 2004.

“Tertinggi sejak triwulan 4 tahun 2004, saat itu PDB Indonesia tumbuh sebesar 7,16 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/8/2021).

Margo menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang meningkat drastis disebabkan oleh dua faktor, yaitu fase pemulihan ekonomi dan efek dari basis pertumbuhan ekonomi yang rendah pada kuartal II/2020.

Bulan lalu, Presiden Joko Widodo memprediksi perekonomian Indonesia akan melesat pada kuartal II/2021. Hal itu diucapkan Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) VIII Kadin Indonesia yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 30 Juni 2021.

Pada kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan beberapa poin dalam pidatonya, yaitu terkait penanganan Covid-19, pelaksanaan PPKM Darurat, serta prospek pemulihan ekonomi di tengah melonjaknya kasus positif akibat varian Delta.

Jokowi menuturkan indikator perekonomian Indonesia pada 2021 sebenarnya menunjukkan perbaikan. Namun, dia tak menampik bahwa kunci utama bagi ekonomi RI untuk bangkit dari keterpurukan adalah kesehatan untuk mengurangi penularan Covid-19 di masyarakat.

Berikut pernyataan Presiden Jokowi terkait pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Termasuk soal prediksi pertumbuhan ekonomi RI mencapai 7 persen pada kuartal II/2021:

"Jadi setelah kita lihat secara detil betul. Kenaikan kasus Covid ini selalu berpengaruh kepada indeks kepercayaan konsumen, selalu. Begitu pembatasan ketat dilakukan, kemudian mobilitas turun, kasusnya ikut turun, misalnya, indeks kepercayaan konsumen (IKK) pasti naik. Tetapi begitu kasusnya naik, indeks kepercayaan konsumen pasti selalu turun. Selalu kita lihat seperti itu.

Kenaikan kasus juga mempengaruhi indeks penjualan retail di Indonesia maupun negara lain, misalnya di Indonesia dan di Thailand sama. Begitu ada penambahan kasus harian, indeks penjualan retailnya juga turun. Di Thailand pun juga sama, ada penambahan kasus harian naik, indeks penjualannya pasti turun.

Sehingga kunci dari urusan ekonomi yang kita hadapi ini adalah bagaimana Covid ini dikurangi, ditekan agar hilang dari bumi Pertiwi ini. Kalau melihat Angka-angka misalnya, purchasing managers index [PMI] untuk manufaktur. Dibanding sebelum pandemic, sekarang ini berada pada posisi yang tinggi sekali. Sebelum pandemi itu 51, sekarang pada posisi 55,3 di bulan Mei kemarin, tinggi sekali. Artinya ada optimisme di situ.

Sisi suplai juga sama, produksi mulai menggeliat, ekspor tumbuh 58%, impor bahan baku tumbuh 79 persen tinggi sekali, impor barang modal tumbuh 35%. Ini angka-angka seperti ini yang tiap hari, tiap pagi masuk ke saya. Saya enggak pernah sarapan, tapi sarapannya angka-angka.

Konsumsi listrik untuk industri juga tumbuh 28 persen. Optimisme ada, tetapi problem-nya dari Covid yang belum bisa kita tekan, kita kurangi, dan kita selesai. Sisi demand juga sama, sisi permintaan juga sama. Konsumsi terus menguat. Indeks kepercayaan konsumen yang dulu di Februari 85, sekarang sudah 104,4. Mobilitas bulanan, mobility index juga sama, yang dulu Februari masih -2, sekarang sudah 5,2.

Optimisme itu ada, oleh sebab itu kebijakan PPKM Darurat ini mau tidak mau harus kita lakukan karena kondisi-kondisi tadi yang saya sampaikan. Indeks penjualan retail juga tumbuh 12,9 persen. Konsumsi semen juga tumbuh 19,2 persen. Penjualan kendaraan niaga tumbuh 783 persen. Ini angka-angka yang menurut saya sangat fantastis kenaikannya.

Oleh sebab itu, sekali lagi seperti tadi disampaikan Ketua KADIN, kita semua masih optimis bahwa di kuartal II dari yang sebelumnya kuartal I -0,74, -0,74. Di kuartal II kita masih optimis akan tumbuh insya Allah, kurang lebih 7 persen. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini."


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper