Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) Indonesia secara kumulatif pada Januari-Juni 2021 naik sebesar 3,1 persen jika dibandingkan dengan semester I/2020.
Pertumbuhan ekonomi yang positif tersebut didorong oleh dua faktor, yaitu pemulihan ekonomi dan efek dari basis yang rendah, khususnya pada kuartal II/2021, di mana pertumbuhan ekonomi saat itu terkontraksi -5,32 persen.
“Secara kumulatif, Januari-Juni 2021 dibandingkan dengan Januari-Juni 2020, perekonomian Indonesia tumbuh 3,1 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/8/2021).
Margo menjelaskan, beberapa indikator yang mendukung pertumbuhan tersebut yaitu tinggi kinerja ekspor pada semester I/2021. Pada kuartal kedua, kinerja ekspor tercatat meningkat 55,89 persen secara tahunan atau tumbuh 10,36 persen dibandingkan dengan kuartal I/2021.
Perbaikan ekspor pun sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terjadi di negara mitra dagang Indonesia sehingga permintaan dari luar negeri meningkat.
Di sisi lain, kinerja impor pada meningkat sebesar 50,21 persen secara tahunan pada kuartal II/2021. Peningkatan yang cukup tinggi terjadi pada impor bahan baku/penolong, hal ini menunjukkan permintaan domestik mengalami perbaikan.
BPS juga mencatat adanya perbaikan pada konsumsi rumah tangga dan investasi, yang ditunjukkan dari peningkatan volume penjualan sepeda motor dan mobil.
Penjualan sepeda motor pada kuartal II/2021 tumbuh sebesar 268,64 persen dan penjualan mobil meningkat drastis sebesar 758,68 persen.
Adapun terkhusus kuartal II/2021, BPS mencatat perekonomian Indonesia tumbuh 7,07 persen secara tahunan.
Dibandingkan dengan kuartal I/2021, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 3,31 persen.
