Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus Covid-19 menekan pasar hunian untuk ekspatriat dan memaksa pemilik properti lebih fleksibel untuk mempertahankan penyewa mereka meski di daerah populer harga masih sedikit naik.
Konsultan properti Colliers Indonesia menyatakan pandemi mengakibatkan kondisi belum pasti bagi sektor bisnis dan itu memengaruhi jumlah tenaga kerja asing (TKA).
Selanjutnya, kata Ferry Salanto, Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, kondisi itu memengaruhi permintaan hunian kelas atas, baik rumah tapak maupun bangunan vertikal, yang biasa menjadi sasaran tempat tinggal ekspatriat.
Dia mengemukakan bahwa mereka belum melihat adanya peningkatan di pasar. Jumlah ekspatriat yang masuk ke Indonesia sangat terbatas, karena Imigrasi membatasi pendatang baru karena varian baru virus Covid-19.
“Para ekspatriat yang baru datang ke Indonesia biasanya hanya untuk melakukan survei lokasi sebelum masa kerja mereka dimulai. Hanya sedikit dari mereka yang datang dan langsung bekerja. Kebanyakan dari mereka lajang atau pasangan yang belum membawa keluarga,” ungkapnya.
Ferry menambahkan perusahaan telah mendesak mereka untuk datang sendiri karena terlalu berisiko dan mahal untuk membawa keluarga dalam situasi saat ini.
Baca Juga
Sementara itu, mengenai harga, harus dilihat kasus per kasus. Di daerah yang lebih populer, harga yang diminta masih terlihat sedikit naik, sedangkan di daerah yang kurang populer, harganya cenderung turun.
Banyak perusahaan yang memperketat anggarannya, baik dengan membatasi anggaran sewa maupun membatasi jumlah anggota keluarga yang akan datang. Akibatnya, beberapa ekspatriat pindah ke unit yang lebih kecil juga.