Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penanganan Pandemi Covid-19 Dorong Pertumbuhan Sektor Konstruksi

Berdasarkan data BPS, konsumsi pemerintah pada kuartal II/2021 naik 8,06 persen secara tahunan. Adapun, konsumsi kolektif naik 8,9 persen.
Pemkot Surabaya mengubah GOR Indoor Gelora Bung Tomo (GBT) menjadi rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19 dengan daya tampung 225 tempat tidur pasien. /Antara Foto-Didik Suhartono, aww
Pemkot Surabaya mengubah GOR Indoor Gelora Bung Tomo (GBT) menjadi rumah sakit darurat untuk pasien Covid-19 dengan daya tampung 225 tempat tidur pasien. /Antara Foto-Didik Suhartono, aww

Bisnis.com, JAKARTA — Covid-19 menjadi musibah sekaligus berkah bagi dunia konstruksi. Setelah menekan laju bisnis, penanganan pandemi menjadi satu faktor pendorong pertumbuhan sektor tersebut pada kuartal II/2021.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan salah satu faktor pertumbuhan sektor konstruksi pada kuartal II/2021 adalah peningkatan belanja modal pemerintah untuk konstruksi sebesar 50,22 persen. Hal tersebut membuat sektor konstruksi tumbuh 4,42 persen pada triwulan kedua tahun ini secara tahunan setelah sebelumnya mengalami kontraksi sejak kuartal II/2020.

"[Pertumbuhan sektor konstruksi] salah satunya didorong peningkatan belanja modal pemerintah untuk pengadaan infrastruktur penanganan Covid-19," katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/8/2021).

Berdasarkan data BPS, konsumsi pemerintah pada kuartal II/2021 naik 8,06 persen secara tahunan. Adapun, konsumsi kolektif naik 8,9 persen.

Margo menilai peningkatan tersebut disebabkan oleh berbagai program penanganan Covid-19. Beberapa program yang disebutkan Margo adalah vaksinasi, pengadaan alat uji medis, penyemprotan disinfektan, testing and tracing, serta program-program kegiatan lainnya.

Sebelumnya, Ketua Pembangunan Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Satgas Covid-19 Danis H. Sumadilaga mengatakan akan ada penambahan tujuh fasilitas penanganan Covid-19 bagi pasien bergejala ringan hingga berat. Ketujuh fasilitas tersebut akan tersebar di Jogjakarta, Solo, Surabaya, dan Lampung.

Danis berujar pihaknya saat ini sedang mencari alternatif pembiayaan konversi RSD Covid-19 di masa depan. Menurutnya, pembiayaan proyek konversi RSD Covid-19 sejauh ini datang dari refocusing anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Untuk ini [konversi RSD Covid-19] kan belum ada anggarannya. Jadi, kami akan cari pemanfaatan anggaran yang ada di Kementerian PUPR dari refocusing atau cara lain. Seiring dengan keperluan [pembiayaan] ini, kami tetap lakukan konversi," ucapnya.

Seperti diketahui, Danis mengatakan pihaknya akan segera menyelesaikan peningkatan kapasitas empat rumah sakit, yakni RSD Covid-19 Lapangan di Bantul, RS Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito di Sleman, RS Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo di Surabaya, dan RS Angkatan Laut (RSAL) Dr. Ramelan di Surabaya. Selain itu, Danis berujar pihaknya juga sedang mengkonversi Wisma Haji Donohudan di Solo menjadi RSD Covid-19 berskala sedang.

Sementara itu, Danis menyampaikan pihaknya sedang mengubah Hotel Mutiara Malioboro dan Hotel Mutiara Malioboro II di Jogjakarta menjadi fasilitas isolasi terpusat (Isoter) dan menambah kapasitas intensive care unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Muluk di Lampung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper