Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkap segera memulai pembangunan sekolah rakyat tahap 2 pada tahun ini. Dalam laporannya, sebanyak 100 sekolah rakyat ditargetkan rampung pada semester I/2026.
Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana Strategis Kementerian PU, Essy Asiah menjelaskan sebanyak 100 sekolah rakyat yang akan dibangun itu bakal menampung murid untuk tahun ajaran 2026/2027.
“Tahap 2 pun kita Insya Allah akan mulai di tahun ini dengan nanti multiyears. Selesainya sebelum tahun ajaran 2026, mudah-mudahan sebelum 2026, di Juni sudah selesai,” kata Essy saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jumat (4/7/2025).
Meski demikian, Essy belum dapat merinci di mana saja lokasi 100 Sekolah Rakyat yang bakal dibangun pada tahap 2 tersebut. Pasalnya, hingga saat ini pihaknya masih melakukan kalkulasi kebutuhan lahan yang dinilai cukup besar.
Berdasarkan perhitungannya, satu Sekolah Rakyat setidaknya membutuhkan luas lahan mencapai 6 hektare. Lantaran, nantinya sekolah itu bakal dilengkapi asrama untuk menampung siswa yang masuk kategori miskin ekstrem.
“Karena untuk tahap 2 ini kita perlu luas lahan itu cukup besar, sehingga memang lagi menyiapkan sekitar 6 hektare ke atas,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara berdasarkan catatan Bisnis, indikasi keperluan anggaran untuk pembangunan program Sekolah Rakyat bakal tembus Rp25,8 triliun pada 2026.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Sarana dan Prasarana Strategis Kementerian PU Maulidya Indah Junica.
“Kemudian, di tahun 2026 kita akan juga memulai 100 lokasi baru ini adalah untuk tahun ajaran 2027/2028, sesuai amanat Presiden Prabowo. Bahwa setiap tahun minimal 100 lokasi Sekolah Rakyat,” jelasnya di Kantor Kementerian PU, Jumat (9/5/2025).
Maulidya memerinci, tak hanya membangun Sekolah Rakyat, pihaknya juga ditugaskan untuk melakukan pengadaan infrastruktur yang menunjang kegiatan perekonomian, hingga sosial budaya.
Dalam laporannya, untuk membangun Sekolah Rakyat hingga sarana sosial budaya dia membutuhkan biaya mencapai Rp32 triliun.
“Untuk total tahun ajaran 2026 adalah Rp32 triliun, dengan perincian untuk Sekolah Rakyat Rp25,8 triliun, kemudian madrasah Rp3,5 triliun, kemudian pasar, olahraga, pendidikan tinggi lainnya Rp3 triliun,” pungkasnya.