Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan Rusia menyepakati perjanjian skema imbal dagang atau barter bisnis ke bisnis (B2) lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan LLC Myriad Group selaku selaku badan pelaksana.
Fasilitasi ini merupakan upaya terobosan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Penandatangan dilakukan oleh Direktur Utama PT PPI Nina Sulistyowati dengan Direktur LLC Myriad Group Lubarto Sartoyo secara virtual pada hari Rabu (4/8/2021).
Penandatanganan disaksikan oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Antonio Morato Tavares, Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Marthin, Atase Perdagangan Tengku Bayu Nasrul Sjah, perwakilan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), PT BNI Tbk, dan PT Askrindo.
“Penandatanganan MoU ini merupakan langkah nyata implementasi kerja sama imbal dagang B2B Indonesia dengan negara mitra. Kami berharap upaya ini dapat turut meningkatkan ekspor nasional, meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia-Rusia, serta berkontribusi untuk mendorong perdagangan dalam rantai nilai global ke depannya,” jelas Marthin dalam siaran pers, Kamis (5/8/2021).
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus Jose Antonio Morato Tavares mengatakan penandatanganan MoU ini merupakan momen penting bagi hubungan Indonesia-Rusia, sekaligus menjadi tonggak sejarah bagi peningkatan kerja sama bilateral.
“Program yang diinisiasi Kementerian Perdagangan ini menjadi strategi baru dalam menghadapi tantangan krisis global saat ini akibat pandemi Covid-19,” kata Jose.
Baca Juga
Beberapa produk Indonesia yang diminati Rusia untuk diimbaldagangkan antara lain batu bara, diesel, karet, kopi, arang kelapa, aluminium, alat kesehatan untuk operasi dan kesehatan untuk gigi, bahan baku kosmetik, alat pelindung diri (APD), dan aluminium. Sedangkan, produk yang ditawarkan Rusia yaitu jagung, kuaci, daging, tekstil, bahan baku kertas, dan bahan kimia.
Sementara itu, produk Rusia yang diminati Indonesia, antara lain besi dan baja, batu bara bitumen, produk pertahanan, mesin, pupuk, garam, aluminium, dan sereal.
Produk yang ditawarkan Indonesia, antara lain karet dan turunannya, kopi dan turunannya, teh, crude palm oil (CPO) dan turunannya, kakao dan turunannya, alas kaki, mesin, tekstil, serta produk perikanan dan makanan laut olahan.
Sebagaimana diketahui, Kemendag telah memfasilitasi penandatanganan kerja sama imbal dagang B2B Indonesia-Meksiko pada 2 Juli 2021. Kerja sama skema imbal dagang diharapkan dapat segera diimplementasikan tahun ini dan diharapkan bisa menggerakkan sektor perdagangan, khususnya dalam peningkatan ekspor.
Sejak awal 2021, Kemendag melakukan penjajakan intensif terkait kerja sama skema imbal dagang B2B dengan 35 negara di dunia dan telah memeroleh respons positif dari 11 negara di antaranya.
Kesebelas negara itu di antaranya yaitu Meksiko, Turki, Afghanistan, Jerman, Belanda, Perancis, Itali, Filipina, India, Iran, dan Rusia. Negara-negara tersebut memberikan respon positif untuk melakukan pembahasan teknis lebih lanjut