Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Motor Pertumbuhan Ekonomi, Chatib Basri: RI Bisa Manfaatkan Pemulihan China dan AS

Pertumbuhan ekspor ini cukup mengejutkan, mengingat sumbangan ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tidak terlalu besar. Kontribusi ekspor barang dan jasa ke PDB tercatat mencapai 19,07 persen terhadap selama kuartal II/2021.
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani
Pengamat Ekonomi M. Chatib Basri./FB Sri Mulyani

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor Indonesia sepanjang kuartal I/2021 berhasil mendongkrak perekonomian dengan pertumbuhan mencapai 31,78 persen secara tahunan.

Ekonom senior Universitas Indonesia Chatib Basri menilai kinerja ekspor telah memberi sumbangan signifikan, terlepas dari kontribusinya yang masih di bawah 20 persen.

“Ekspor kita itu naiknya 31 persen. Menurut saya ini suatu prestasi. Kinerja ini menunjukkan bahwa Indonesia bisa memanfaatkan pemulihan Amerika Serikat dan China,” kata Chatib yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan, Kamis (5/8/2021).

Chatib juga mengatakan bahwa pertumbuhan ekspor ini cukup mengejutkan, mengingat sumbangan ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) yang tidak terlalu besar. Kontribusi ekspor barang dan jasa ke PDB tercatat mencapai 19,07 persen terhadap selama kuartal II/2021. Sementara itu, impor menyumbang 18,72 persen terhadap total PDB.

“Jika dibandingkan dengan Jepang dan China memang relatif rendah. Namun jika melihat pertumbuhannya tinggi sekali,” tambahnya.

Dia lantas menyarankan agar pemerintah memanfaatkan momentum ini untuk mendiversifikasi ekspor, baik dari segi produk yang dijual maupun dari sisi negara tujuan ekspor. Langkah ini diperlukan untuk menjamin kinerja ekspor bisa tetap solid ke depannya.

Konsentrasi ekspor pada segelintir produk, kata Chatib, bisa berbahaya ke ekonomi karena terdapat risiko harga dan permintaan yang jatuh. Begitu pula jika ekspor hanya mengandalkan pasar di beberapa negara saja. Dia mengatakan dampak diversifikasi ekspor telah terlihat pada kinerja ekspor Vietnam. Kinerja ekspor negara tersebut tercatat tetap positif di tengah pandemi.

“Kalau bisa diversifikasi produk dan negara tujuan, walaupun kita mengadopsi ekonomi terbuka, risiko dari volatilitas ekonomi dunia itu bisa kita atasi dan kita bisa manfaatkan. Contohnya banyak negara yang dari sisi ekspor aman karena produknya terdiversifikasi dan negaranya terdiversiifkasi,” katanya.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemendag, pasar ekspor terbesar Indonesia adalah China dengan nilai total ekspor pada semester I/2021 sebesar US$22,45 miliar atau setara 21,82 persen dari total ekspor. Posisi China disusul AS dengan pangsa ekspor sebesar 11,21 persen senilai US$11,53 miliar.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan upaya memanfaatkan momentum ekspor RI dilakukan dengan tetap menjaga kinerja manufaktur berorientasi ekspor. Namun, dia tidak memungkiri jika upaya tersebut perlu diiringi dengan keamanan mobilitas dan kesehatan masyarakat.

“Kita tidak bisa tidak disiplin [dalam penanganan pandemi] dan terpaksa mengorbankan kesehatan dan kemudian terjadi penurunan ekonomi domestik dan pasar ekspor,” kata Lutfi.

Dia juga mengatakan bahwa pemerintah juga menaruh perhatian pada potensi hambatan perdagangan yang berisiko dihadapi produk-produk manufaktur Indonesia, salah satunya adalah rencana penerapan pajak karbon lintas negara oleh Uni Eropa.

Lutfi memastikan bahwa pemerintah dan dunia usaha siap membawa kebijakan tersebut ke jalur hukum karena dinilai bertentangan dengan prinsip perdagangan global.

“Saya juga menyadari kita sedang berevolusi dari penjual barang setengah jadi menjadi barang industri dan barang berteknologi tinggi. Karena itu, kita sedang menggalakkan ekspor kita ke negara-negara nontradisional,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper