Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Batu Bara Optimistis Harga dan Permintaan Masih Cerah

Permintaan dari China sebagai negara tujuan ekspor terbesar batu bara Indonesia masih prospektif ke depan.
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara
Kegiatan bongkar muat batu bara di area pertambangan PT Mitrabara Adiperdana Tbk./mitrabara

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) optimistis harga dan permintaan batu bara dalam 2 dekade ke depan masih cukup prospektif, meski di tengah tekanan terkait isu transisi energi yang makin menguat secara global.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan naiknya harga batu bara acuan (HBA) hingga level US$130,99 per ton pada Agustus 2021 membuktikan harga batu bara masih mengalami penguatan dan permintaan batu bara masih tinggi.

"Batu bara masih tinggi demand-nya di Asia Pasifik. Untuk jangka pendek belum terlihat dampaknya karena negara-negara di Asia Pasifik masih bangun terus PLTU," ujar Hendra kepada Bisnis, Rabu (4/8/2021).

Menurutnya, permintaan dari China sebagai negara tujuan ekspor terbesar batu bara Indonesia juga masih prospektif. Hingga saat ini, kata Hendra, China masih membangun puluhan gigawatt PLTU baru yang diperkirakan masih akan beroperasi hingga 25 tahun ke depan.

Meski secara jangka panjang China berkomitmen untuk menurunkan penggunaan batu bara, APBI optimistis batu bara Indonesia masih diminati China paling tidak untuk dua dekade ke depan.

"Ini karena kualitas batu bara kita cocok untuk mereka dan rata-rata harga batu bara kita lebih murah dibandingkan harga domestik mereka. Meski China nanti berpotensi kurangi batu bara jangka panjang, tapi mereka masih butuh batu bara dari Indonesia. Memang turun, tapi bukan berarti habis," katanya.

Di sisi lain, Hendra juga tak menampik bahwa dorongan phase out PLTU dan berkurangnya pendanaan global untuk industri batu bara menjadi tantangan ke depan. Semakin sedikitnya permodalan untuk industri batu bara dikhawatirkan akan mempengaruhi permintaan batu bara ke depan.

Namun, sebagai sumber energi batu bara termurah di dunia, dia optimistis batu bara masih memiliki pasar dalam beberapa tahun ke depan.

"Permodalan batu bara makin hari makin berkurang. Itu memang tantangan dan kami sudah lihat, bukan hal yang baru 5-10 tahun lalu sudah berkurang. Tapi melihat outlook saat ini PLTU di beberapa negara, baik yang sedang, telah, dan akan dibangun, kami melihat dalam 1-2 dekade ke depan rasanya permintaan masih cukup kuat," kata Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper