Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Berlanjut, Kemenko Perekonomian Yakin Penurunan Daya Beli Bisa Diatasi

Pengendalian Covid-19 diperlukan untuk mencegah penularan yang berdampak buruk terhadap kesehatan dan nyawa manusia.
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha
Suasana sepi terlihat di salah satu pusat perbelanjaan atau mal saat libur Natal dan Tahun Baru di Depok, Jawa Barat, Minggu (27/12). Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyampaikan bahwa sesuai prediksi, pada akhir tahun ini tidak ada kenaikan signifikan pengunjung mal. Penyebabnya karena adanya pembatasan aturan dari pemerintah dan daya beli masyarakat yang melemah. /Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa daya beli masyarakat sepanjang semester II/2021 sangat dipengaruhi oleh pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.

“Banyak aktivitas masyarakat yang dibatasi sehingga menurunkan aktivitas ekonomi,” katanya melalui pesan instan, Senin (2/8/2021).

Iskandar menjelaskan bahwa pengendalian Covid-19 diperlukan untuk mencegah penularan yang berdampak buruk terhadap kesehatan dan nyawa manusia.

Pengendalian ini, merupakan prasyarat agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh tinggi. Seberapa besar dampak negatifnya PPKM, tambah Iskandar, sangat bergantung pada waktu pemberlakuannya.

“Tapi untuk bulan Juli diperkirakan akan turun. Tetapi dengan adanya bantuan sosial, maka penurunannya daya beli dapat ditekan,” jelasnya.

Untuk menjaga daya beli sepanjang semester II, Iskandar menuturkan bahwa belanja negara memegang peran yang sangat penting. Itu sudah dilakukan dengan meningkatkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari Rp669,43 triliun jadi Rp744,75 triliun.

“Selanjutnya, mendorong ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global,” ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper