Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepi Penumpang, MRT Jakarta Optimalkan Pendapatan Non Tiket

MRT Jakarta mengoptimalkan pendapatan dari non tiket usai adanya penurunan penumpang selama PPKM.
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pasca diterbitkannya Permenkes tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, moda transportasi MRT, KRL, LRT, dan Transjakarta mulai dilakukan pembatasan armada dan jam operasional. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penumpang berada di dalam MRT Jakarta, di Jakarta, Senin (6/4/2020). Pasca diterbitkannya Permenkes tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka Percepatan Penanganan COVID-19, moda transportasi MRT, KRL, LRT, dan Transjakarta mulai dilakukan pembatasan armada dan jam operasional. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) berupaya meningkatkan pendapatan non fare box atau non tiket lantaran anjloknya jumlah penumpang selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar melaporkan pendapatan non tiket MRT Jakarta yang terkumpul saat ini berjumlah Rp258 miliar atau 57,58 persen dari target tahun ini sebesar Rp450 miliar. Tahun lalu, pendapatan non tiket juga telah menyelamatkan bisnis MRT.

"Non fare box 2019 Rp207 miliar, kemudian 2020 dalam kondisi pandemi kita bisa naik di Rp382,67 miliar jadi tahun lalu yang menyelamatkan bisnis kita ini di bisnis non fare box. Karena tahun lalu pendapatan readership kita sudah menurun kita targetkan 100.000 penumpang yang kita dapat 70.000," katanya dalam Forum Jurnalis secara virtual, Jumat (30/7/2021).

Adapun dia memerinci, pendapatan non fare box yang dilakukan MRT Jakarta berupa periklanan dalam dan luar stasiun, kerja sama layanan Telco, kerja sama penamaan stasiun, kerja sama payment gateway, dan juga retail.

Selain itu, tambahnya, MRT Jakarta juga telah membangun co-working space di Bundaran HI dan Blok M BCA. Kapasitas co-working ini sebanyak 26 orang yang memiliki fasilitas seperti kantor dan akan diluncurkan setelah kebijakan PPKM berakhir.

"Kami juga melakukan efisiensi anggaran dan dipastikan tidak terlampau, kalau bisa berhemat," sebutnya.

Lebih lanjut William optimistis pendapatan non fare box ini bisa memenuhi target Rp450 miliar. Terlebih selama PPKM, pihak MRT Jakarta tetap membuka mitra atau kerja sama dalam bisnis non fare box.

"Kami memaksimalkan CTVT, bangunan yang dimanfaatkan untuk iklan, kemudian kami juga telah mendapatkan mitra baru selain Dana, LinkAja, Ovo, GoPay yang terbaru Astra Pay," tambahnya.

Sebagai informasi, selama PPKM Darurat hingga level 3-4 jumlah rata-rata penumpang harian MRT Jakarta hanya 10 persen atau 4.450 dari target normal sebesar 40.000 penumpang.

Kemudian, jumlah penumpang total MRT Jakarta selama bulan Juli sebanyak 124.593. Jumlah itu merosot jauh dari jumlah penumpang bulan Juni 680.571 dengan rata-rata hariannya 22.686 penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper