Bisnis.com, JAKARTA – Kendati penggunaan energi baru dan terbarukan terus digaungkan, tetapi penggunaan energi fosil seperti minyak dan batu bara diproyeksikan masih meningkat.
Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Saleh Abdurrahman mengatakan dalam proyeksi yang dibuat sejumlah lembaga riset seperti International Energy Agency (IEA), konsumsi batu bara yang dibutuhkan sampai dengan 2050 adalah sebesar 100 joule.
"Masih ada peran dari non new and renewable energy migas dan batu bara masih dibutuhkan untuk industri dan transportasi," katanya dalam webinar yang digelar pada Rabu (28/7/2021).
Saleh mengungkapkan dalam strategi energi di Indonesia, kebutuhan migas untuk sektor transportasi masih akan berlanjut sampai dengan 2040. Sementara itu, dari data kebutuhan oleh Kementerian Perindustrian, permintaan gas dan batu bara akan naik signifikan pada 2025-2035.
Dia menilai peningkatan ekonomi harus ditopang dengan ketersediaan energi. Alhasil, peran migas dan batu bara dinilai masih sangat besar secara nasional di masa depan.
"Kita masih butuhkan migas untuk ekonomi nasional dan perannya akan terus naik paling tidak sampai 2040-2050 di mana kita merencanakan untuk mencapai Indonesia maju atau Indonesia emas," ungkapnya.
Kendati di masa transisi energi porsi dari energi baru dan terbarukan meningkat setiap tahunnya dan persentase bauran energi dari migas terus turun, tetapi secara volume masih menunjukkan peningkatan volume.
Kebutuhan minyak bumi dalam bauran energi nasional pada 2030 tercatat meningkat menjadi 2,27 juta barel per hari, sedangkan kebutuhan gas meningkat menjadi 11.728 MMscfd. Sementara itu, pada 2050 kebutuhan minyak diproyeksikan 3,97 juta barel per hari dan 26.112 MMscfd gas bumi.