Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMA Mulai Beragam, Menteri Investasi: Tidak Ada Lagi Dominasi Asia

Patahnya dominasi ini ditandai dengan realisasi investasi Belanda yang berada pada posisi ketiga PMA terbesar untuk triwulan II/2021 dengan nilai US$1,1 miliar. Angka ini 13,8 persen dari total investasi asing.
Menteri Investasi (tengah) menggandeng perusahaan asal Korea Selatan untuk membangun kilang minyak di Dumai, Riau. Istimewan
Menteri Investasi (tengah) menggandeng perusahaan asal Korea Selatan untuk membangun kilang minyak di Dumai, Riau. Istimewan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebaran negara asal penanaman modal asing (PMA) Indonesia mulai menunjukkan keberagaman. Tahun ini, PMA tidak lagi didominasi dari Benua Asia.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pada triwulan I/2021, Swiss masuk dalam lima besar PMA Indonesia. Periode selanjutnya Belanda jadi salah satu investor terbesar menggantikan Swiss.

“Jadi tidak ada dominasi Asia saja. Sudah mulai bergeser kita ke Eropa. Mudah-mudahan tambah bagus,” katanya pada konferensi pers virtual, Selasa (27/7/2021).

Berdasarkan data yang dimiliki, Bahlil menjelaskan bahwa Belanda berada pada posisi ketiga PMA terbesar untuk triwulan II/2021 dengan nilai US$1,1 miliar. Angka ini 13,8 persen dari total investasi asing.

Yang pertama adalah Singapura US$2,1 miliar (26,4 persen) dan Hong Kong US$1,4 miliar (18,1 persen).

Sepanjang semester I, Belanda ada di posisi keempat dengan nilai US$1,3 miliar (8,2 persen). Adapun, posisi pertama dan kedua masih ditempati Singapura dan Hong Kong yang masing-masing US$4,7 miliar (30,1 persen) serta US$2,3 miliar (14,5 persen).

Sementara itu, PMA pada kuartal II sebesar Rp116.8 triliun atau 52,4 persen dari total investasi asing. Untuk semester I, Rp228,5 triliun (51,6 persen).

Adanya negara di luar Asia yang berinvestasi di Indonesia, tambah Bahlil menjadi sinyal positif. Kepercayaan dunia, khususnya Eropa terhadap Indonesia mulai tumbuh.

“Memang kita akui ketika terjadi Brexit yaitu Inggris keluar dari Uni Eropa, Belanja dijadikan sebaga hub, seperti Singapura menjadi hub negara lain,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper