Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Hadapi Kesenjangan Pemulihan Ekonomi Imbas dari Pertumbuhan Ekspor

Pertumbuhan ekspor secara mengejutkan tangguh tahun ini, melonjak 38,6 persen dalam dolar pada paruh pertama tahun ini karena pandemi memicu permintaan untuk barang-barang buatan China. Namun, kondisi ini berisiko menimbulkan kesenjangan di dalam negeri.
Ilustrasi - Polisi mengatur lalu lintas di bawah kabut tebal di seberang Kota Terlarang, Beijing/Antara-M. Irfan Ilmie
Ilustrasi - Polisi mengatur lalu lintas di bawah kabut tebal di seberang Kota Terlarang, Beijing/Antara-M. Irfan Ilmie

Bisnis.com, JAKARTA - Pemulihan ekonomi China yang cepat pada paruh pertama tahun ini didorong oleh provinsi-provinsi yang padat manufaktur di garis pantai timur negara itu, memperlebar kesenjangan dengan wilayah lain yang terpencil.

Empat dari lima provinsi dengan kinerja terbaik dalam enam bulan pertama tahun ini berasal dari China tenggara, termasuk pusat manufaktur dan ekspor utama Jiangsu dan Guangdong, menurut data resmi regional.

Dilansir Bloomberg, Selasa (27/7/2021), pertumbuhan ekspor secara mengejutkan tangguh tahun ini, melonjak 38,6 persen dalam dolar pada paruh pertama tahun ini karena pandemi memicu permintaan untuk barang-barang buatan China. Itu membantu menopang pertumbuhan ekonomi yang kuat sebesar 12,7 persen pada periode tersebut.

Provinsi tengah Hubei, yang merupakan pusat pandemi, mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 28,5 persen pada paruh pertama tahun ini dari periode yang sama tahun lalu, tercepat di antara semua daerah, sebagian besar karena perbandingan yang rendah pada 2020.

Dua puluh tujuh dari 31 yurisdiksi tingkat provinsi China telah merilis data ekonomi semester pertama sejauh ini, dengan Zhejiang, Hebei, Xinjiang dan Tibet belum mempublikasikan hasilnya.

Sekitar sepertiga dari provinsi China melaporkan pertumbuhan produk domestik bruto lebih cepat daripada tingkat nasional.

Sangat kontras dengan China tenggara, provinsi-provinsi di wilayah barat yang kurang berkembang dan bagian timur laut negara itu tertinggal.

Ekonomi mereka secara tradisional lebih bergantung pada investasi pemerintah dalam infrastruktur dan properti, yang telah melambat tahun ini karena otoritas lokal membatasi pinjaman dan regulator memperketat aturan untuk mengendalikan pasar real estat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper