Bisnis.com, JAKARTA - Regulator internet China menjatuhkan denda pada perusahaan teknologi termasuk Tencent Holdings Ltd. dan Alibaba Group Holding Ltd. karena menyebarkan konten sugestif seksual yang melibatkan anak-anak.
Administrasi Cyberspace China (CAC) mengatakan bahwa Kuaishou Technology, QQ Tencent, Taobao Alibaba, Weibo Corp. dan Little Red Book diperintahkan untuk menghapus akun yang melanggar dan membayar denda dalam jumlah yang tidak ditentukan.
Hukuman tersebut dikeluarkan sebagai bagian dari kampanye untuk mengatasi konten online yang dianggap berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental anak di bawah umur.
Badan tersebut akan meningkatkan penegakan hukum dan peraturan. "Akan ada pendekatan ‘tanpa toleransi’ terhadap masalah yang menyakiti anak di bawah umur," kata CAC dalam pernyataannya, dilansir Bloomberg, Rabu (21/7/2021).
Dalam beberapa bulan terakhir, pengguna media sosial dan outlet berita negara telah memperingatkan platform e-commerce di mana penjual menggunakan foto-foto sugestif model anak untuk menjual barang serta memanipulasi gif dan video yang mengeksploitasi anak di bawah umur.
Regulator dunia maya juga berencana untuk menangani streaming langsung di bawah umur, kualitas platform pendidikan online, animasi kekerasan dan seksual eksplisit, komunitas online dan klub penggemar selebriti sebagai bagian dari kampanyenya.
Baca Juga
Tindakan keras itu menambah tekanan pada sektor internet China, yang sudah menghadapi pengawasan atas berbagai masalah mulai dari antimonopoli hingga keamanan data.
CAC bulan ini menjadi terkenal setelah mengumumkan penyelidikan terhadap Didi Global Inc. dan mengungkap aturan yang akan mengharuskan setiap perusahaan yang ingin go public di negara asing untuk meminta persetujuannya.
Kuaishou tenggelam sebanyak 3,2 persen setelah pernyataan CAC. Saham Tencent hampir 2 persen lebih rendah sementara Alibaba turun 0,6 persen dalam perdagangan sore ini di bursa (21/7/2021).
Perusahaan teknologi global juga telah mengambil langkah untuk mengatasi eksploitasi anak. Facebook Inc. pada bulan Februari mengumumkan alat baru untuk mencegah pengguna berbagi konten yang mengorbankan anak-anak.