Bisnis.com, JAKARTA - Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) berharap Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan menyiapkan backup system terhadap sistem layanan Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto berharap Ditjen Bea Cukai segera memberikan solusi yang bisa menjadi pengganti dari terganggunya sistem IT CEISA. Solusi ini diperlukan segera sehingga kegiatan ekspor impor tidak terhambat.
"Ke depan, kita juga berharap sistem IT CEISA ini tidak lagi terjadi, atau ada backup system yang disiapkan kalau sistem ini alami gangguan," kata Carmelita, Sabtu (17/7/2021).
Sebelumnya, pelaku usaha pelayaran nasional mengeluhkan terjadinya gangguan sistem Ditjen Bea Cukai di Pelabuhan Tanjung Priok yang berdampak pada terhambatnya pelayanan kontainer ekspor impor.
Carmelita mengatakan pelayaran yang melakukan ekspor impor akan terhambat jika gangguan sistem layanan Ditjen Bea Cukai masih terus berlanjut.
Menurutnya, sudah sepekan ini, sistem layanan CEISA di Pelabuhan Tanjung Priok mengalami gangguan. Sistem ini merupakan layanan kepabeanan milik Ditjen Bea Cukai.
Baca Juga
Akibat terganggunya sistem IT tersebut, layanan dokumen ekspor, impor, manifest dan portal pengguna jasa terkendala.
Dia berpendapat terjadinya gangguan sistem IT pada CEISA pada mulanya berdampak pada kegiatan forwarding, tetapi karena gangguan ini berlarut-larut maka pelayaran juga merasakan dampaknya, khususnya bagi pelayaran yang melakukan kegiatan ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok.
Gangguan sistem IT CEISA, lanjutnya, berdampak pada waktu clearance container menjadi lambat, sehingga akan berdampak pada waktu tunggu kapal di pelabuhan.
“Utamanya ini berdampak pada performance kapal, karena operasional kapal menjadi terhambat juga pada akhirnya,” katanya.
Menindaklanjuti gangguan tersebut, Bea Cukai memberikan pelayanan secara manual. Langkah pertama yang diambil oleh Kantor Pelayanan meliputi pengoptimalan jumlah pegawai yang melaksanakan WFO di tengah pelaksanaan PPKM Darurat. Selain itu, sebagai bagian dari protokol tersebut, tiap-tiap kantor membuat skala prioritas terhadap penyelesaian dokumen di lapangan.
Pada beberapa kantor yang masih terjadi penumpukan dokumen, Bea Cukai memprioritaskan dokumen ekspor dan impor yang memiliki kondisi tertentu seperti dokumen ekspor yang akan closing time agar diprioritaskan untuk segera diselesaikan.
Aplikasi mandiri di luar CEISA juga dimasukkan ke dalam protokol, sehingga proses penyelesaian dokumen tidak sepenuhnya berjalan manual. Hal tersebut membantu mengefisiensikan proses kerja, memudahkan pengguna jasa, dan mengurangi interaksi tatap muka langsung di tengah pandemi.