Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. berhasil menekan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen pada 2020 dibandingkan dengan 2019.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan hal tersebut turut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya, yang salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh perusahaan.
"Kami mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi US$1,6 miliar dibandingkan 2019 yang sebesar US$2,5 miliar," kata Irfan, Jumat (16/7/2021).
Dia menambahkan melalui upaya tersebut, saat ini emiten berkode GIAA tersebut berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga US$15 juta per bulannya.
Irfan menuturkan tidak menampik situasi pandemi mendorong terjadinya shifting behaviour pada tren bisnis industri penerbangan, dimana kini lini bisnis kargo menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha perseroan.
Sepanjang 2020, lanjutnya, lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga
Hal tersebut, kata Irfan, membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada 2003 dan merupakan kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.