Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Catat Pendapatan Usaha US$1,4 Miliar

Garuda Indonesia berhasil meraup pendapatan usaha sebesar US$1,4 miliar di tengah terjadinya shifting behaviour pada tren bisnis industri penerbangan pada tahun buku 2020.
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia
Garuda Indonesia Bermasker /Garuda Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk. menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2020, dimana perusahaan mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,4 miliar yang ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal, pendapatan penerbangan tidak berjadwal, dan lini pendapatan lainnya.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra tidak menampik situasi pandemi mendorong terjadinya shifting behaviour pada tren bisnis industri penerbangan, dimana kini lini bisnis kargo menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha Garuda Indonesia.

Menurutnya, di tengah penurunan trafik angkutan penumpang yang terjadi imbas kondisi pandemi yang berlangsung sejak tahun lalu, tentunya berpengaruh signifikan terhadap perfoma kinerja finansial perusahaan sepanjang 2020.

"Melalui penyampaian laporan keuangan tahun buku 2020, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,4 miliar yang ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$1,2 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal US$77 juta, dan lini pendapatan lainnya sebesar US$214 juta," ujarnya, Jumat (16/7/2021).

Selain pendapatan usaha, Garuda Indonesia juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi US$1,6 miliar dibandingkan 2019 yang sebesar US$2,5 miliar.

Irfan mengatakan hal tersebut turut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya, yang salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh perusahaan.

"Melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga US$15 juta per bulannya," sebutnya.

Lebih lanjut dia menuturkan bahwa sepanjang 2020, lalu lintas penumpang internasional mengalami penurunan drastis lebih dari 60 persen akibat pandemi Covid-19.

Hal tersebut, sambungnya, membawa trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada 2003 dan merupakan kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir.

"Kondisi itu yang turut tergambarkan pada kinerja usaha Garuda Indonesia yang saat ini terdampak signifikan pada aspek keberlangsungan usaha," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper