Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kendala Sistem CEISA, SCI: Kegiatan Distribusi Ekspor-Impor Turun

Penurunan kegiatan distribusi tersebut murni dikarenakan masalah sistem dan tidak ada hubungannya dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang telah diberlakukan sejak 3 Juli 2021.
Sebuah truk menunggu muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat
Sebuah truk menunggu muatan peti kemas di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2/2020)./ ANTARA - M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Supply Chain Indonesia (SCI) menyebut kegiatan angkutan atau distribusi ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Priok menurun lantaran adanya kendala perpindahan sistem Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) oleh Bea Cukai.

“Ada sedikit kendala untuk kegiatan di ekspor dan impor karena dalam tiga hari terakhir terjadi perpindahan sistem di Bea Cukai, sehingga berdampak menurunnya kegiatan angkutan atau distribusi untuk barang impor maupun ekspor,” kata Senior Consultant SCI Sugi Purnoto kepada Bisnis, Kamis (15/7/2021).

Kendati begitu, menurutnya, penurunan kegiatan distribusi tersebut murni dikarenakan masalah sistem dan tidak ada hubungannya dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang telah diberlakukan sejak 3 Juli 2021.

“Ini tidak ada hubungannya dengan PPKM darurat, tetapi karena di Bea Cukai sedang terjadi pergantian sistem, sehingga berdampak terhadap menurunnya aktivitas kegiatan transportasi di ekspor maupun impor,” jelasnya.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengaku masih memproses cadangan data (backup) dan segera menyelesaikan kendala pelayanan dalam sistem CEISA yang dikeluhkan oleh pelaku logistik selama sepekan terakhir.

Dirjen Bea Cukai Kemenkeu Askolani membenarkan adanya gangguan eksternal pada sistem Teknologi Informasi tersebut. Selama sepekan ini, pihaknya bekerja keras untuk bisa menyelesaikan kendala tersebut.

Back up process sudah kami koordinasikan dengan rekan-rekan terdepan dan stakeholder. Mohon doa dan dukungan bisa dapat diselesaikan segera. Dengan kondisi yang kurang nyaman bagi stakeholder, rekan-rekan juga tetap bekerja keras menyelesaikannya,” ujarnya, Selasa (13/7/2021).

Dia pun meminta para pelaku usaha supaya tidak berpikir sempit, seperti pemberian kompensasi akibat gangguan ini. Menurutnya, di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, rekan di lapangan telah melakukan tugasnya dengan maksimal dalam mengatasi semua masalah tersebut.

Sementara itu, pengusaha forwarder dan logistik di pelabuhan Tanjung Priok kecewa karena tidak adanya kepastian hingga kapan sistem CEISA Kepabeanan ekspor impor itu bisa berfungsi normal kembali.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim mengatakan bahwa sejak pekan lalu hingga Selasa 13 Juli 2021, mayoritas perusahaan anggota ALFI tidak bisa memproses dokumen ekspor impor melalui sistem CEISA.

“Jelas ini upgrade sistem ada yang tidak beres. Sudah enam hari tidak rampung-rampung. Seharusnya kalau infrastruktur web base CEISA 4.0 belum firm atau memadai, jangan melangkah dulu ke CEISA 4.0. Kami semua pelaku usaha logistik sekarang yang kena imbasnya. Siapa yang bertanggung jawab terhadap munculnya biaya tambahan seperti storage dan closing time? Apa pemerintah mau menanggung itu semua ?” keluhnya melalui siaran pers, Selasa (13/7/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper