Bisnis.com, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar US$1,32 miliar pada Juni 2021. Nilai ekspor pada Juni 2021 tercatat mencapai US$18,55 miliar, sementara nilai impor mencapai US$17,23 miliar.
Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan surplus perdagangan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2021. Kondisi ini menurutnya akan menjaga rupiah terhadap volatilitas keuangan. Kinerja ekspor pun diperkirakan tetap tumbuh positif ke depan.
“Ekspor mungkin mulai normal setelah satu tahun pembukaan kembali perdagangan, sementara impor mungkin melemah pada kuartal III/2021 karena pembatasan mobilitas darurat,” katanya, Kamis (15/7/2021).
Dia memperkirakan surplus perdagangan akan berkurang ketika kebijakan restriksi dicabut dan permintaan domestik mulai pulih.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia pada kuartal II/2021 akan mencapai kisaran -0,5 hingga -0,7 persen dari PDB jika melihat perkembangan data perdagangan hingga Juni 2021.
Menurutnya, surplus perdagangan Indonesia juga akan mulai mengalami tren penurunan pada semester II/2021 sejalan dengan proses pemulihan ekonomi dan vaksinasi Covid-19 yang terakselerasi.
Oleh karenanya, dia memperkirakan CAD Indonesia pada akhir 2021 akan mencapai -1,06 persen dari PDB. Perkiraan ini lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar -1,88 persen dari PDB. “Kami merevisi perkiraan CAD dari -1,88 persen dari PDB menjadi -1,06 persen PDB,” katanya.
Perkiraan CAD -1,06 persen dari PDB tersebut masih lebih tinggi dari posisi tahun lalu yang mencapai -0,41 persen PDB. Namun, jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata dalam 5 tahun sebelum pandemi Covid-19 sebesar -2,22 persen.