Bisnis.com, JAKARTA—Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kupang mendorong ekspor komoditas perikanan dan kelautan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini harus melalui Surabaya.
Jimmy Elwaren, Kepala SKIPM Kupang, mengatakan bahwa SKIPM menjadi bagian dari tim percepatan ekspor NTT. Nantinya, tim yang terdiri dari Staf Khusus Gubernur, Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Disperindag, Pelindo, dan Bea Cukai itu akan membantu pengusaha untuk memperlancar kegiatan ekspor ikan ke luar NTT.
“Kami bersinergi untuk mempercepat ekspor komoditas kelautan dan perikanan NTT,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (14/7/2021).
Jimmy menjelaskan, tim percepatan ekspor NTT akan berupaya membuka sejumlah jalur pintas agar proses pengiriman ke negara tujuan ekspor menjadi lebih singkat. Dia mencontohkan, ekspor ke Australia yang secara geografis dekat dengan NTT.
“Tapi alur logistik ekspor ke Australia akan ke Surabaya dulu, Surabaya ke Singapura dulu, baru ke Australia. Jadi harus ke barat dulu, baru ke timur,” jelasnya.
Jimmy tidak menampik bahwa tidak mudah mengubah alur logistik existing. Namun, dia memastikan akan terus bersinergi guna membahas usulan ini lebih lanjut.
Pasalnya, upaya itu butuh kerja sama lintas kementerian untuk memanfaatkan jalur ALKI yang sudah tersedia, sehingga memangkas jalur yang harus singgah di Singapura.
Dia berharap, waktu tempuh dan jalur yang lebih ramping bisa memangkas ongkos operasional pelaku usaha hingga nantinya memicu gairah ekonomi setempat.
“Kami berharap kolaborasi ini bisa berdampak signifikan bagi perekonomian NTT,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta jajarannya rutin melakukan pembinaan kepada pelaku usaha mulai dari hulu sampai hilir untuk memastikan produk yang dihasilkan terjamin mutu dan kualitasnya.
Jaminan mutu itu penting sebagai upaya meningkatkan kepercayaan pasar dunia terhadap produk perikanan Indonesia sekaligus membuka peluang peningkatan ekspor.