Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR Lebih Selektif Rehabilitasi dan Bangun Pasar Tahun Depan

Sebagian usulan rehabilitasi dan membangun pasar mengedepankan argumen yang tidak berkaitan dengan fungsi utama pasar, yakni mempertemukan penjual dan pembeli.
Kondisi Pasar Tradisional saat diterapkan 'Boyolali di Rumah Saja', di Boyolali, JAwa Tengah, Minggu (27/6/2021)./Antara-Bambang Marwoto
Kondisi Pasar Tradisional saat diterapkan 'Boyolali di Rumah Saja', di Boyolali, JAwa Tengah, Minggu (27/6/2021)./Antara-Bambang Marwoto

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan lebih selektif dalam melakukan rehabilitasi maupun membangun pasar pada 2022.

Direktur Prasarana Strategis Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan bahwa  pihaknya akan lebih teliti lagi dalam melihat justifikasi usulan rehabilitasi maupun pembangunan pasar pada tahun depan.

Pasalnya, ujar Iwan, sebagian usulan rehabilitasi dan membangun pasar mengedepankan argumen yang tidak berkaitan dengan fungsi utama pasar, yakni mempertemukan penjual dan pembeli.

“Kalaupun tidak ada bangunan dan gedung tapi terjadi transaksi, itu pasar. Sekarang pasar [malah diusulkan untuk dibangun sebagai] landmark,” katanya kepada Bisnis, Rabu (7/7/2021).

Menurutnya, pembangunan pasar pada 2022 harus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, karena penjual yang menempati pasar harus merelokasi sementara dagangannya atau menghentikan sementara kegiatannya.

“Jadi, ini satu hal yang bagi saya harus kami pilah betul,” ucapnya.

Seperti diketahui, Direktorat Prasarana Strategis diindikasikan hanya melanjutkan pembangunan Pasar Sentral Gorontalo pada 2022. Adapun, anggaran yang akan dikucurkan untuk program tersebut hanya senilai Rp2 miliar.

Seharusnya, Direktorat Prasarana Strategis dijadwalkan untuk setidaknya merehabilitasi tiga pasar dan membangun setidaknya enam pasar baru. Selain itu, seharusnya akan ada delapan program terkait sarana olah raga.

Anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan seluruh program tersebut ditaksir mencapai Rp2,24 triliun pada 2022. Dengan kata lain, pagu indikatif Direktorat Prasarana Strategis hanya 0,89 persen dari total anggaran yang dibutuhkan pada tahun depan.

Akan tetapi, Iwan mengatakan, pagu indikatif 2022 dapat berubah seiring dengan perkembangan kondisi saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper