Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 7 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan sebelum terjadi kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan, terlihat bahwa kegiatan ekonomi pada kuartal kedua melonjak sangat tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama 2021.
BI awalnya memproyeksikan ekonomi kuartal II/2021 akan tumbuh sebesar 7 persen. Namun, karena pelonjakan yang tinggi pada dua minggu terakhir Juni 2021, pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari 7 persen.
“Kami harus melihat 2 minggu terakhir dampaknya seperti apa, mungkin lebih rendah dari 7 persen, tapi akan lebih tinggi dari 6 persen,” katanya dalam acara Silaturahmi Keluarga Besar ISEI 2021 secara virtual, Senin (5/7/2021).
Perry mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada periode terutama didorong oleh kinerja ekspor yang meningkat tinggi dan realisasi belanja fiskal, termasuk juga kinerja investasi nonbangunan dan impelentasi dari UU Cipta Kerja.
Sementara keseluruhan tahun ini, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai kisaran 4,1 hingga 5,1 persen dengan titik tengah 4,6 persen.
Baca Juga
Namun, BI akan terus mengkaji dampak dari PPKM Darurat terhadap pergerakan mobilitas dan pengaruhnya ke pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun.
“Kami akan melihat seberapa lama PPKM Darurat berlanjut, tentu akan mempengaruhi titik tengah 4,6 persen tadi,” jelasnya.