Bisnis.com, JAKARTA — Lonjakan kasus Covid-19 membuat pemerintah memilih untuk mengetatkan dan membatasi kegiatan serta mobilitas masyarakat melalui pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Akan tetapi, perekonomian diperkirakan tidak akan terdampak separah dengan tahun sebelumnya.
Kepala ekonom BCA David Sumual mengatakan PPKM darurat tidak akan memberikan dampak separah dengan yang terjadi di tahun 2020 saat diberlakukannya PSBB. Apalagi, kata David, jika PPKM tidak diperpanjang lebih dari 20 Juli 2021.
“Namun dengan PPKM darurat ini pergerakan manusia berkurang. Konsekuensinya ke perekonomian yaitu ke pertumbuhan sektor konsumsi [menurun],” kata David kepada Bisnis, Minggu (4/7/2021).
Di luar dari konsumsi, David menilai indikator perekonomian lainnya tidak akan terlalu terdampak oleh pengetatan ini. Misalnya investasi, ekspor, dan perdagangan internasional masih akan tumbuh lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Karena tahun lalu harga komoditas juga jatuh. Perdagangan internasional juga lemah karena seluruh dunia lockdown. Namun kali ini banyak negara yang pulih ekonominya seperti Eropa dan Amerika,” jelas David.
David lalu menilai permintaan (demand) untuk produk manufaktur dan komoditas masih baik. Sementara itu investasi langsung diperkirakan meningkat mulai pada kuartal III/2021.
Terkait belanja pemerintah, David mengatakan pemerintah pusat harus terus mendorong pemerintah daerah agar melakukan realisasi anggaran yang ada. Khususnya untuk anggaran penanganan pandemi Covid-19 seperti anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN), David menilai pemerintah harus lebih optimal dalam penyerapannya agar dapat mendorong pemulihan di kuartal III/2021.
Sejalan dengan hal tersebut, David memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 akan tetap positif, meskipun dapat menurun dari prediksi sebelumnya yaitu 4,5 persen. “Tapi yang jelas tidak akan [tumbuh] negatif seperti tahun lalu,” pungkasnya.