Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Universitas Indonesia (UI) sekaligus Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi menilai program vaksinasi harus berjalan lebih progresif untuk menggempur pandemi Covid-19 yang sudah memasuki gelombang keduanya di Tanah Air.
Sebab, kata Fithra, di tengah kondisi seperti saat ini progres pencapaian kekebalan komunal melalui program vaksinasi menjadi kunci jika pemerintah ingin merealisasikan target pemulihan ekonomi tahun depan.
"Dunia usaha yang saat ini rentan untuk kembali jatuh sangat bergantung kepada upaya mencapai kekebalan komunal ini. Melihat dari upaya yang pemerintah dalam hal pengadaan vaksin, dunia usaha masih punya peluang," ujar Fithra, Selasa (22/6/2021).
Menurut perhitungannya, untuk kekebalan komunal tahap awal bisa dicapai dengan memastikan sebanyak 39 persen penduduk sudah mendapatkan vaksin. Untuk mencapai angka tersebut, kata Fithra, dibutuhkan sebanyak 938.000 suntikan per hari.
Dia juga meyakini melihat progres pengadaan vaksin yang saat ini dilakukan baik oleh PT Bio Farma (Persero) maupun Kementerian Kesehatan yang berhasil mendapatkan komitmen vaksin dari produsen Amerika Serikat, Pfizer, Indonesia bisa keluar dari ancaman gelombang kedua pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan mengatakan perseroan sudah memegang komitmen dari Sinovac untuk mengirimkan 260 juta dosis vaksin ke Indonesia sampai dengan akhir tahun.
Baca Juga
Dari perjanjian multilateral dengan COVAX/GAVI, sudah datang sebanyak 8 juta dosis dari komitmen awal 11 juta dosis. Sementara dari sumber lain, AstraZeneca memberikan komitmen sebanyak 50 juta dosis. Demikian juga Novavax sebanyak 50 juta dosis.
Bambang mengatakan pemerintah terus melakukan negosiasi untuk pengadaan vaksin skema multilateral dengan COVAX/GAVI dengan kemungkinan mendapatkan penambahan sekitar 10 - 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia.