Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian menyebut akan ada investasi baru di industri keramik hingga 2024 di Kawasan Industri Batang. Nilai investasi baru tersebut diperkirakan mencapai Rp5 triliun.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Muhammad Khayam mengatakan bahwa jika memperhatikan permintaan dalam negeri dan pangsa pasar ekspor yang telah mulai meningkat, sejumlah produsen keramik nasional pun telah melakukan ekspansi atau perluasan, dan mengundang ketertarikan beberapa investasi baru.
Sampai dengan tahun lalu, industri keramik nasional memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta m2 atau 8,63 juta ton per tahun dan menduduki peringkat produsen ke-8 di dunia. Industri tersebut juga mampu menyerap sebanyak 150.000 tenaga kerja.
"Investasi baru nantinya akan masuk di Kawasan Industri Batang hingga tahun 2024 dan diperkirakan mencapai Rp5 triliun," katanya dalam sambutan kerja sama ASAKI dan Pengembang Nasional, Kamis (17/6/2021).
Khayam mengemukakan bahwa saat ini sejumlah dukungan pemerintah kepada industri keramik berupa insentif penurunan harga gas bumi terbukti memicu peningkatan utilisasi semula dari 52 persen pada 2020 akibat pandemi dan telah meningkat mencapai 75 persen pada kuartal I/2021.
Menurutnya, apabila tren positif ini dijaga dengan berbagai insentif dan iklim usaha yang kondusif, industri keramik nasional optimis kembali menduduki peringkat ke empat dunia sebagaimana pernah dicapai pada 2014. Saat ini posisi permintaan dan penawaran ubin keramik dalam negeri, baik secara kuantitas maupun kualitas, diklaim telah mampu memenuhi kebutuhan nasional.
"Dibandingkan dengan produk impor, keramik produksi dalam negeri memiliki keunggulan dari segi kualitas, tipe, desain atau motif, jaminan ketersediaan dan after sales service, serta memiliki TKDN [tingkat komponen dalam negeri] rata-rata di atas 85 persen. Selain itu, ubin keramik dalam negeri saat ini mampu menembus pasar ekspor negara-negara Asia, Eropa, Amerika, dan Australia," ujarnya.
Secara keseluruhan Khayam menyebut kondisi pertumbuhan sektor industri kimia, farmasi dan tekstil pada kuartal I/2021 mencapai 0,55 persen atau di atas pertumbuhan industri pengolahan non migas yang mengalami kontraksi sebesar 0,71 persen.
"Dengan adanya program vaksinasi nasional, kami optimistis perlahan tapi pasti sektor industri nasional khususnya industri barang bangunan dan konstruksi akan bangkit dan berkontribusi positif bagi sektor perekonomian nasional," kata Khayam.