Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Optimistis Ekonomi Indonesia Akan Membaik dari Covid-19, Tapi...

Proyeksi ekonomi kembali normal bergantung pada sejauh apa kebijakan gas dan rem diberlakukan. Apabila gas lebih banyak, laju akan lebih cepat. Begitu pula sebaliknya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Covid-19 masih menjadi tantangan seluruh dunia termasuk Indonesia untuk mengembalikan situasi kembali normal. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin kondisi pasti seperti sedia kala.

“Kalau mengenai Covid-19, kita optimistis akan membaik. Hanya, seberapa cepat membaiknya,” katanya saat diskusi pada acara Badan Pemeriksa Keuangan, Selasa (15/6/2021).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo sudah meminta target 1 juta vaksinasi tercapai mulai Juli agar kekebalan kelompok atau herd immunity bisa terlaksana. Baginya, itu butuh upaya luar biasa memenuhi 70 persen dari populasi yang tervaksinasi.

Apabila realisasi vaksinasi masih di bawah 1 juta, menurut Sri Mulyani, upaya untuk kembali normal tidak secepat yang diinginkan.

Dengan kondisi itu, proyeksi ekonomi kembali normal bergantung pada sejauh apa kebijakan gas dan rem diberlakukan. Apabila gas lebih banyak, laju akan lebih cepat. Begitu pula sebaliknya.

Jika terus melaju, Sri Mulyani yakin ekonomi bisa pulih tahun depan. Dengan begitu, kebijakan fiskal bisa kembali seperti sebelum pandemi. Oleh karena itu, jumlah vaksin dalam memenuhi kekebalan kelompok akan sangat berpengaruh terhadap kondisi Nasional.

“Kami dalam mendesain kebijakan fiskal, kita juga memasukkan konsideran itu,” jelasnya.

Sri Mulyani mencontohkan tahun lalu pemerintah dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat Covid-19 masih menjadi faktor yang menentukan. Itu sebabnya diperbolehkan ada fleksibilitas anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021.

Hal yang dikhkawatirkan terjadi saat awal tahun terjadi lonjakan kasus positif Covid-19. Pemerintah mengubah postur anggaran yang salah satunya menjadikan dana program pemulihan ekonomi nasional naik dari sekitar Rp300 triliun jadi hampir Rp700 triliun.

“Itu kan menggambarkan ketidakpastian. Meski begitu, DPR meminta jumlah belanja tidak lebih dari Rp2.750 triliun,” terang Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper