Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikuti Langkah Joe Biden, PM Inggris Bakal Sumbang 100 Juta Dosis Vaksin Tahun Depan

Pengumuman Perdana Menteri Boris Johnson ini muncul setelah Presiden AS Joe Biden berjanji untuk menyumbangkan setengah miliar vaksin Pfizer Inc. ke 92 negara berpenghasilan rendah dan Uni Afrika.
Arsip Foto-Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri) saat mendapat suntikan anti flu di kantornya di Downing Street, London, Inggris, Senin (14/10/2019)./Antara//Pool via Reuters/Jeremy Selwyn
Arsip Foto-Perdana Menteri Inggris Boris Johnson (kiri) saat mendapat suntikan anti flu di kantornya di Downing Street, London, Inggris, Senin (14/10/2019)./Antara//Pool via Reuters/Jeremy Selwyn

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris akan mulai menyumbangkan vaksin Covid-19 ke negara-negara yang membutuhkan.

Boris menjanjikan setidaknya 100 juta dosis surplus akan didistribusikan pada tahun depan. Pengumuman Johnson muncul setelah Presiden AS Joe Biden berjanji untuk menyumbangkan setengah miliar vaksin Pfizer Inc. ke 92 negara berpenghasilan rendah dan Uni Afrika.

Pertemuan para pemimpin Kelompok Tujuh mulai Jumat di Inggris diharapkan secara kolektif memberikan satu miliar dosis ekstra dengan tujuan menginokulasi 80 persen populasi orang dewasa dunia dan mengakhiri pandemi pada 2022.

“Lebih dari setahun yang lalu kami mendanai pengembangan vaksin Oxford-AstraZeneca atas dasar itu akan didistribusikan dengan biaya ke dunia,” kata Johnson, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

“Sebagai hasil dari keberhasilan program vaksin Inggris, kami sekarang berada dalam posisi untuk berbagi sebagian dari kelebihan dosis kami dengan mereka yang membutuhkannya.”

Inggris akan menyediakan lima juta dosis pada akhir September, dengan 25 juta lagi pada akhir 2021. Pemerintah mengatakan program tersebut akan memenuhi permintaan segera untuk vaksin di negara-negara yang paling parah terkena dampak pandemi tanpa mempengaruhi penyelesaian program domestik.

Sumbangan vaksin akan dihitung sebagai pengeluaran bantuan tambahan, di mana Johnson mendapat kecaman karena memotong bantuan asing sebagai akibat dari pandemi.

Dalam pemungutan suara yang tidak mengikat pada hari Selasa (8/6/2021), parlemen Inggris mengutuk pemerintah karena mengabaikan komitmen untuk membelanjakan 0,7 persen dari pendapatan nasional untuk bantuan luar negeri, alih-alih memotong jumlahnya menjadi 0,5 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper