Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Kaya Buka Keran Vaksin untuk Dunia

Biden sebelumnya mendapat tekanan yang meningkat secara internasional untuk membagikan stok vaksinnya dengan negara-negara yang masih terkena dampak pandemi karena laju kampanye vaksinasi domestik AS telah melambat sekitar dua pertiga sejak April.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. JIBi/Bisnis-Nancy Junita @JoeBiden
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. JIBi/Bisnis-Nancy Junita @JoeBiden

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joe Biden dan para pemimpin negara-negara G7 tengah bersiap memulai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Inggris, dimana topik utamanya adalah mengakhiri pandemi dengan menggenjot distribusi vaksin Covid-19.

Dilansir Bloomberg, Kamis (10/6/2021), dalam rancangan dokumen yang menguraikan rencana untuk mengakhiri pandemi Covid-19 pada Desember 2022, para presiden dan perdana menteri berjanji untuk memberikan setidaknya 1 miliar dosis vaksin tambahan selama tahun ke depan.

Sementara itu Amerika Serikat berencana membeli 500 juta dosis vaksin Covid-19 Pfizer Inc. untuk dibagikan secara internasional. Jumlah itu mencakup 80 persen dari populasi orang dewasa dunia.

Pemerintah AS akan membeli sekitar 200 juta dosis tahun ini untuk didistribusikan melalui Covax, inisiatif yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertujuan mengamankan distribusi vaksin global yang adil. Adapun sekitar 300 juta dosis vaksin lainnya akan diserahkan pada paruh pertama tahun depan.

Vaksin akan dikirim ke 92 negara berpenghasilan rendah dan Uni Afrika. Biden dijadwalkan akan mengumumkan rencana itu dalam sambutannya sebelum KTT berlangsung hari ini.

Negara-negara G7 juga berencana untuk membuat komitmen untuk mempercepat peralihan dari kendaraan bertenaga bahan bakar fosil dan untuk mempromosikan transisi hijau di negara-negara berkembang.

Topik lain yang tercakup dalam dokumen tersebut termasuk menuntut agar Rusia mempertanggungjawabkan para penjahat dunia maya yang melakukan serangan ransomware dari dalam perbatasannya; dan janji untuk menghadapi kerja paksa dalam rantai pasokan, khususnya yang melibatkan industri garmen dan tenaga surya.

China tidak disebutkan dalam komunike itu, tetapi pemerintah Beijing mendapat kecaman internasional yang intens atas perlakuannya terhadap Uyghur, kelompok etnis yang sebagian besar Muslim di wilayah Xinjiang.

Draf komunike menggali lebih jauh mengenai kebijakan virus corona dan mendukung standar umum untuk perjalanan yang akan mencakup pengakuan status vaksinasi seseorang.

Biden dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan bertemu di Cornwall sebelum KTT untuk mengumumkan gugus tugas bersama guna menjajaki opsi untuk melanjutkan perjalanan antar negara mereka.

Sebelum pandemi, lebih dari 5 juta orang Inggris mengunjungi AS dan lebih dari 4,5 juta orang Amerika mengunjungi Inggris setiap tahun, menurut angka yang dirilis oleh kantor Johnson.

Adapun, Biden sebelumnya mendapat tekanan yang meningkat secara internasional untuk membagikan stok vaksinnya dengan negara-negara yang masih terkena dampak pandemi karena laju kampanye vaksinasi domestik AS telah melambat sekitar dua pertiga sejak April.

Biden mengatakan sebelum berangkat ke Eropa pada bahwa dia akan mengumumkan strategi vaksinasi global selama kunjungannya.

Rencana pembelian 500 juta dosis vaksin Pfizer dilaporkan sebelumnya oleh Washington Post. Pfizer dan mitra vaksinnya, BioNTech SE, telah memiliki kesepakatan untuk memasok Covax dengan 40 juta dosis, tetapi kelompok tersebut meminta kepada para pemimpin global bulan lalu untuk menyediakan jauh lebih banyak, dengan mengatakan bahwa mereka membutuhkan 2 miliar dosis tahun ini.

"Meskipun Covax akan memiliki volume yang lebih besar tersedia di akhir tahun melalui kesepakatan yang telah diperoleh dengan beberapa produsen, jika kita tidak mengatasi saat ini, kekurangan yang mendesak konsekuensinya bisa menjadi bencana besar," kata Covax dalam sebuah pernyataan.

Secara terpisah, Moderna Inc. mengatakan tertarik untuk bermitra dengan pemerintah AS dalam kemungkinan memberikan dosis tambahan vaksin Covid-19 untuk membantu mengatasi pandemi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Juru bicara Ray Jordan mengatakan bahwa perusahaan tidak akan memberikan rincian tambahan tentang pembicaraan tertentu. Moderna sedang dalam proses untuk memperluas kapasitas produksinya sehingga dapat memproduksi sebanyak 3 miliar dosis vaksin Covid-19 tahun depan, dibandingkan dengan targetnya hingga 1 miliar tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper