Bisnis.com, JAKARTA - Inditex SA, pemegang merk pakaian Zara asal Spanyol mengalami rebound pendapatan yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal pertama tahun ini.
Pelonggaran pembatasan pandemi yang diikuti pembukaan sebagian besar gerainya memungkinkan pemulihan raksasa ritel tekstil itu.
Dilansir Bloomberg, Rabu (9/6/2021), perusahaan yang berbasis di Arteixo, Spanyol itu mengatakan meskipun Eropa telah dilanda musim semi terdingin sejak 2013, penjualan selama kuartal pertama, yang mencakup Februari hingga April, dan dalam enam minggu pertama kuartal kedua naik. Penjualan di paruh pertama kuartal kedua juga naik 5 persen dibandingkan 2019, sebelum pandemi dimulai.
Sementara pendapatan kuartal pertama dipengaruhi oleh penutupan toko di pasar utama termasuk Inggris, Prancis, Italia, dan Portugal, perusahaan kini telah membuka 98 persen tokonya di seluruh dunia. Margin kotor, metrik yang diikuti dengan cermat untuk peritel juga meningkat.
Seperti semua peritel, penguncian tahun lalu berarti bahwa Inditex harus menghadapi ketidakpastian besar seputar persediaan. Perusahaan ini mengalami kelebihan stok sebesar 5 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya, meskipun turun 5 persen dari 2019.
Manajemen inventaris adalah elemen inti dalam strategi Inditex, karena sumbernya lebih dari separuh produknya di Spanyol atau negara-negara terdekat, bukan dari Asia.
Baca Juga
Sementara itu, laba bersih naik menjadi 421 juta euro (US$513 juta) pada kuartal hingga April dari kerugian 409 juta tahun sebelumnya, melampaui perkiraan analis.
Adapun, penjualan naik menjadi 4,94 miliar euro pada kuartal pertama, mengalahkan perkiraan 4,88 miliar euro. Sedangkan penjualan online tumbuh 67 persen pada kuartal tersebut dalam mata uang konstan.
Kuartal kedua dimulai dengan positif, dengan penjualan Zara antara 1 Mei dan 6 Juni naik 102 persen dari 2020 dan 5 persen lebih tinggi dari 2019.