Bisnis.com, JAKARTA — Produsen kabel, PT Kabelindo Murni Tbk. (KBLM) menyebut sektor swasta masih akan menjadi penyokong kinerja tahun ini dibanding perusahaan pelat merah atau PT PLN (Persero).
Sebelumnya, secara industri, permintaan kabel dari PLN memiliki porsi terbesar atau sekitar 40–50 persen.
Direktur Kabelindo Murni Andika Saputra Wongkar mengatakan kenaikan sejumlah proyek swasta juga tidak lepas dari proyek yang tertunda tahun lalu. Pada 2020, dia melanjutkan dari pendapatan Rp880 miliar yang perseroan terima 70 persen berasal dari swasta.
Sementara sampai Juni ini, perseroan telah menerima kontrak senilai Rp511 miliar dengan Rp458 miliarnya berasal dari proyek swasta.
"Kalau dari BUMN Rp33 miliar dan PLN hanya Rp14,7 miliar, jadi tahun ini akan sama dengan tahun lalu prospeknya masih dari swasta," katanya dalam jumpa media, Rabu (9/6/2021).
Andika mengemukakan tahun ini perseroan juga mengalami tantangan dari sisi kenaikan bahan baku yang sangat signifikan atau hingga 28 persen sejak awal tahun. Untuk itu, strategi perseroan dengan melakukan hedging pembelian bahan baku utamanya kawat tembaga.
Sisi lain, KBLM mengaku tidak menganggarkan belanja modal untuk tahun ini mengingat pada dua tahun lalu belanja modal belum terserap dengan baik. Hal itu dikarenakan pasar yang tidak mendukung sehingga realisasi peningkatan kapasitas dan perbaikan aset belum maksimal.
"Tahun ini kami hanya menargetkan pendapatan Rp1,5 triliun dengan laba bersih Rp50 miliar," ujarnya.
Secara keseluruhan, KBLM juga tidak merencanakan ekspansi pada tahun ini. Selain fokus menggarap pasar swasta, perseroan akan melakukan pengembangan distributoe di luar jawa.